Seperti halnya tradisi Megibung dari Bali atau Botram dari Jawa Barat, filosofi Bedulang tetap serupa yaitu memperlihatkan kearifan lokal yang menggambarkan kebersamaan dan rasa syukur. Ada aturan unik berkaitan tradisi bedulang ini, seperti apa?
Sejumlah awak media peserta Jurnalis Trip 2015 yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Belitung Timur berkesempatan merasakan langsung makan bersama tersebut. Pesta makan berlangsung di salah satu rumah warga di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, Sabtu (21/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baban/detikTravel)
"Bedulang tradisi turun temurun masyarakat Belitung. Bedulang memiliki nilai kebersaman dan multikultur. Jadi saat makan bersama-sama itu tidak memandang suku dan agama, enggak ada beda-membedakan," ucap Adiguna, staf Disbudpar Belitung Timur.
Adiguna menjelaskan, biasanya tradisi bedulang dapat dijumpai sewaktu acara pernikahan, syukuran kelahiran dan khitanan. Seiring bergeraknya roda zaman, acara bedulang disisipi dalam kegiatan berkaitan kepariwisataan.
"Satu dulang itu untuk empat orang. Semuanya duduk di lantai dan saling berhadapan. Semua makan ditutup tudung saji berada di tengah-tengah," katanya.
Makanan tertutup tudung dulang atau saji tidak boleh dibuka sebelum ada tulam. "Tulam pada dulang itu sebagai kode kalau makanan sudah lengkap. Artinya, tudung boleh dibuka, lalu makan bersama-sama," ujar Adiguna.
(Baban/detikTravel)
Dia menegaskan, pembuka tudung saji itu harus pria. Keempat orang meliputi satu kelompok itu terdiri seluruh pria atau perempuan.
"Kalau perempuan kan sudah bekerja di dapur. Makanya pria yang membukakan tudungnya. Membuka tudung pun ada caranya yaitu pria harus duduk dengan tumpuan lutut di lantai. Setelah itu, lutut bergeser perlahan mendekat tudung yang dtutup tulam, lalu mengangkat tudung," tuturnya.
Setiap dulang tersebut tersedia aneka kuliner khas Belitung seperti daging, ikan, dan kuah sayuran. Nyamm! Semua hidangan sungguh menggoyang lidah. Pesta makan Bedulang sungguh seru!
"Untuk makanan penutupnya bisa dodol atau bingke," ucap Adiguna.
(Baban/detikTravel)
(bbn/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum