Aneka Motif Cantik Kain Songket Palembang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Aneka Motif Cantik Kain Songket Palembang

Wahyu Setyo - detikTravel
Rabu, 23 Des 2015 17:30 WIB
Kain yang sudah dijahit menjadi pakaian tradisional Palembang (Wahyu/detikTravel)
Palembang - Liburan ke Palembang jangan lupa membeli kain songket cantik sebagai oleh-oleh. Namun sebelum membeli, kenali dulu beberapa motifnya agar tidak salah beli.

Selain berkunjung ke Rumah Limas, detikTravel pekan lalu juga melihat aneka koleksi motif kain songket cantik khas Palembang di Museum Balaputra Dewa. Koleksi kain ini tersimpan rapi dalam lemari kaca di Ruang Pamer Gedung 3 museum tersebut.

Setidaknya ada 4 motif populer yang tersimpan dan bisa dilihat wisatawan di museum ini. 4 Motif ini paling sering digunakan oleh masyarakat Palembang baik dalam kehidupan sehari-hari atau ketika sedang ada hajatan. Inilah ke-4 motif tersebut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Nago Besaung


(Wahyu/detikTravel)

Motif pertama yaitu motif Nago Besaung yang jika diartikan memiliki makna Naga yang sedang bertarung. Inilah motif yang paling populer dipakai oleh para Raja atau dari kalangan Bangsawan Palembang.

Menurut penuturan Beny Pramana Putra, pemandu yang menemani detikTravel berkeliling museum, motif Nago Besaung ini bercirikan seperti dua ekor naga yang sedang bertarung. Kain dengan motif ini melambangkan simbol kekuasaan, kejayaan dan kemakmuran.

Namun dalam perkembangan zaman, maknanya bergeser menjadi Nago Bersaung alias Naga yang sedang dikurung. Kain ini kemudian bisa juga dikenakan oleh para pengantin atau orang yang sudah berkeluarga.

2. Bungo Cino


(Wahyu/detikTravel)

Motif kedua yaitu Bungo Cino, yang berarti Bunga Cina. Akulturasi budaya Cina dengan budaya Palembang warisan dari Kerajaan Sriwijaya memang sangat kental. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya motif songket Bungo Cino yang sangat populer di kalangan masyarakat.

Ciri khas dari motif ini tentu saja bentuk bunga yang dibalut benang berwarna emas dan merah. Kedua warna tersebut memang menunjukkan warna kebesaran Bangsa Cina. Motif seperti ini biasanya dikenakan wanita keturunan Tionghoa saat ada acara Kerajaan.

3. Bungo Pacik


(Wahyu/detikTravel)

Jika motif Bungo Cino identik dengan Cina, maka motif Bungo pacik identik dengan Bangsa Arab. Arab memang pernah singgah dan melakukan hubungan dagang dengan Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Interaksi budaya antar keduanya menghasilkan motif Bungo Pacik yang bisa kita lihat sekarang.

Kain bermotif Bungo Pacik ini biasanya dikenakan oleh wanita keturunan Arab. Ciri khas motif kain ini yaitu menggunakan benang putih, dan sedikit menggunakan benang emas. Penggunaan benang emas di kain memang dilarang oleh ajaran Islam karena menunjukkan sikap riya alias pamer berlebihan.

4. Jando Beraes


(Wahyu/detikTravel)

Terakhir, yaitu motif Jando Beraes yang jika diartikan memiliki makna Janda yang sedang berhias. Ya, motif kain seperti ini memang kerap dipakai oleh para Janda untuk mempercantik diri.

Kain ini biasanya digunakan oleh Janda ketika menghadiri acara tertentu saja. Para gadis yang belum menikah dilarang mengenakan motif kain ini. Kain ini umumnya didominasi motif polos, dan hanya sedikit menggunakan benang emas.

(rdy/rdy)

Hide Ads