Seperti kita ketahui, destinasi yang eksotis biasanya lokasinya terpencil. Entah pulau di tengah laut, atau berada di pedalaman hutan belantara. Di situlah enaknya, kita bisa puas liburan tanpa harus melulu memegang gadget dan chatting.
Disusun detikTravel, Kamis (28/1/2015) inilah 5 destinasi yang bikin kamu berhenti chatting:
(Johanes Randy/detikTravel)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melanconglah ke pedalaman Papua, untuk melihat bentang alam dan budaya yang orang jarang lihat. Traveler bisa menuju ke Wamena, untuk menjelajahi Lembah Baliem, bertemu mumi sampai melihat tari perang yang gahar.
Atau, cobalah bertualang ke Desa Sugapa dan Ugimba. Desa di dekat Puncak Carstensz, salah satu dari 7 puncak tertinggi di 7 benua. Di sana, banyak tempat yang belum terjamah manusia, dari hutan jurasic sampai sungai yang konon alirannya terbalik dari kaki menuju ke puncak gunung.
Wilayah pedalaman Papua, belum mendapat sinyal telefon. Jadi, matikan saja ponsel dan gadget Anda lalu liburan dengan maksimal.
(MC Nugraha/d'Traveler)
2. Puncak-puncak gunung
Beberapa puncak gunung di Indonesia, sinyal telepon sulit untuk didapat. Ini tentu saja syik, karena Anda bisa menikmati panorama dari puncak gunung tanpa harus sibuk mengecek media sosial atau chatting dengan teman.
Silakan menjelajahi tiap sudutnya untuk mendapat pemandangan terbaik. Namun ingat, harus hati-hati dan taati peraturan ya!
Jika punya waktu dan biaya lebih, tidak ada salahnya mendaki Seven Summit Indonesia, alias tujuh puncak tertinggi di Indonesia. Daftarnya adalah Gunung Bukit Raya (2.278 mdpl) di Kalimantan Tengah, Gunung Binaiya (3.207 mdpl) di Maluku, Gunung Latimojong (3.478 mdpl) di Sulawesi Selatan, Gunung Semeru (3.676 mdpl) di Jawa Timur, Gunung Rinjani (3.726 mdpl) di Lombok, Gunung Kerinci (3.805 mdpl) di Jambi dan Puncak Carstensz (4.884 mdpl) di Papua.
(Shafa/detikTravel)
3. Wae Rebo, NTT
Salah satu desa adat paling terkenal di Indonesia, sudah pasti Wae Rebo. Lokasinya ada di tengah pegunungan Manggarai Tengah, Flores, NTT. Dari Labuan Bajo, Anda bisa menuju Desa Denge yang merupakan titik awal perjalanan.
Siapkan stamina, sebab jarak harus ditempuh dengan berjalan kaki menuju ke Wae Rebo dari Desa Denge mencapai 9 kilometer dengan medan yang meliak-liuk. Kalau pakai catatan waktu, bisa 4 jam lamanya.
Begitu tiba di Wae Rebo, Anda bakal dibuat takjub oleh 7 rumah Niang (rumah adat setempat) yang ada di atas ketinggian 1.200 mdpl. Rumah-rumah berbentuk kerucut tersebut lokasinya melingkar dan saling berhadapan. Pemandangan di seklilingnya adalah pegunungan hijau bak permadani raksasa. Langit biru bersih pun menjadi atapnya, sempurna!
Wae Rebo sudah berusia 100 tahun lebih dan masih menganut teguh adat istiadat peninggalan leluhur. Massyarakat setempat pun menolak masuknya teknologi karena dianggap bisa membuat suasana dan budayanya rusak. Ditambah dengan tidak adanya sinyal ponsel, Anda serasa berada di tempat antah berantah yang indah.
(Hardy Limiyanto/dTraveler)
4. Sombori, Sulawesi Tenggara
Sombori adalah Kawasan Konservasi Perairan Morowali. Sombori terletak di perbatasan antara Sultra dan Sulteng. Akses terdekat adalah melalui Kendari, dilanjutkan dengan enam jam perjalanan menuju Dermaga Lafeu di Sulteng. Kemudian lanjut dengan menggunakan kapal menuju Sombori dengan waktu sekitar tiga jam.
Sombori memiliki julukan sebagai Raja Ampat-nya Sulawesi Tenggara. Ya, banyak gugusan pulau karang dengan lautan bergradasi hijau toska di sana. Airnya bening, serta di dalam lautnya kaya dengan terumbu karang.
Hamparan pantai berpasir putih sungguh elok dipandang. catat nih, spot-spot eksotis di sana yakni Gua Berlian, Pantai Koko, Pulau Dua dan masih banyak lagi. Perlu diingat, kalau belum ada listrik dan sinyal di Sombori. Bagi Anda traveler yang ingin menenangkan diri dan haus akan petualangan, Sombori di Sulteng bisa menjadi rekomendasi tempat wisata terbaik tanpa harus sibuk main gadget.
(Yuki Anggia Putri /dTraveler)
5. Pulau Peucang, Banten
Pulau Peucang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten jadi tempat pelarian traveler asal Jakarta dan Bandung. Pulau ini masih alami, udaranya segar dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Apalagi, tidak ada sinyal telepon.
Terletak di ujung paling barat Pulau Jawa, yang tentunya butuh usaha ekstra untuk dicapai, Pulau Peucang tak diragukan lagi menyimpan keindahan alam memukau. Potret pasir putih di pantai-pantainya telah menghiasi album para pejalan. Beberapa menyebutkan bahwa pulau yang termasuk dalam Taman Nasional Ujung Kulon ini memiliki alam yang masih liar.
Apa saja yang bisa Anda lakukan di Pulau Peucang, silakan trekking ke Karang Copong yang merupakan karang bolong mirip Tanah Lot di Bali, memotret banteng di Cidaon, main kano di Muara Cigenter atau snorkeling di Cihandarusa. benar-benar digital detox! (sst/sst)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan