Masjid Raya Al Mashun atau disebut juga Masjid Raya Medan wajib masuk dalam daftar tempat yang kamu kunjungi saat melancong ke Medan, Sumatera Utara. Masjid ini lokasinya di pusat kota, di dekat Istana Maimun tepatnya di Jl Sisingamangaraja.
detikTravel berkesempatan mampir ke masjid ini beberapa waktu lalu. Masjid Raya Medan merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan Kesultan Deli dan masih dipergunakan oleh masyarakat Muslim untuk salat setiap hari sampai sekarang.
Tahu dari kapan masjid ini berdiri? Masjid Raya Medan dibangun pada tahun 1906, oleh Sultan Ma'moen Al Rasjid Perkasa Alamsyah. Sang Sultan meminta arsitek asal Belanda, Van Erp untuk merancang masjidnya. Jadilah gaya bangunannya, Timur Tengah campur Eropa!
Memasuki bagian dalam, rasa Eropanya terlihat jelas. Aneka hiasan kaca mozaik menghiasi dinding masjid, yang bermotif bunga. Membuat masjid ini mirip bangunan-bangunan ala Eropa seperti aneka kaca mozaik di banyak katedral di Jerman, atau Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masjid Raya Medan bukan hanya untuk wisata religi semata. Ada nilai sejarah yang terkandung di dalam masjid ini. Di balik hiruk-pikuk suasana perkotaan, Masjid Raya Medan seolah oase untuk mencari ketenangan.
Jika ingin melihat Kota Medan dan Masjid Raya Medan dari udara, traveler dapat langsung ke sana atau melihatnya dari video perjalanan drone Elang Nusantara secara live dari layar monitor. Melalui program Ekspedisi Langit Nusantara, Telkomsel akan mengungkapkan pesona Indonesia melalui video yang diambil dari dua drone berjenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang melintasi lebih dari 50 kota di Indonesia selama sebulan penuh.
Untuk hari ini, Sabtu (16/4), drone yang diterbangkan dari bagian barat Indonesia berkeliling Medan. Cukup dengan mengakses situs traveler Elang Nusa dapat mengikuti perjalanan secara lengkap, baik melalui live streaming maupun rekaman. (aff/aff)












































Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
PB XIV Purbaya Hadiahi Kenaikan Gelar buat Pendukungnya, Tedjowulan Merespons
Melihat Gejala Turis China Meninggal di Hostel Canggu, Dokter: Bukan Musibah, Ini Tragedi