Selain punya koleksi satwa liar yang mengagumkan, Bali Safari Marine Park (BSMP) juga menyajikan berbagai atraksi satwa, serta pertunjukan seni yang sayang untuk dilewatkan. Salah satunya yaitu pertunjukan Bali Agung yang diadakan di Bali Theater dengan kapasitas kursi 1.200 orang, di dalam kompleks BSMP.
detikTravel menyaksikan pertunjukan Bali Agung, Selasa (10/5/2016) dan merasakan sendiri pengalaman yang luar biasa ketika menonton pertunjukan tersebut. Pergantian latar cerita yang apik, tata lampu yang memesona, musik pengiring yang pas, alur cerita yang runut, serta efek spesial semakin menambah dahsyat pertunjukan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sayang, terkait permasalahan hak cipta, detikTravel sama sekali tidak diperkenankan mengambil gambar pertunjukan tersebut, begitu pula dengan semua pengunjung yang menyaksikan Bali Agung. Semua kamera dan handphone dititipkan di bagian Information Center sebelum menonton pertunjukan. Itu sudah menjadi aturan yang harus dipatuhi semua orang.
![]() |
Pertunjukan Bali Agung sendiri bercerita tentang Legenda Barong Landung. Kisah ini berawal dari cinta segitiga Raja Jaya Pangus, dengan Putri Kang Ching Wie yang berasal dari China dan Dewi Danu.
Alkisah, dahulu di Bali hidup seorang raja yang dicintai rakyatnya bernama Jaya Pangus. Suatu hari, Raja Jaya Pangus kedatangan tamu saudagar dari negeri China, mereka membawa berbagai hadiah sebagai tanda persahabatan, Putri Kang Ching Wie pun turut di dalam rombongan tersebut.
Saat itulah, Jaya Pangus kepincut padanya, dan mereka berdua memutuskan untuk menikah. Bertahun-tahun mereka berumah tangga, namun belum juga dikaruniai anak. Permasalahan ini membuat Raja Jaya Pangus pergi dari rumah, sampai akhirnya terdampar di wilayah kekuasaan Dewi Danu.
Raja Jaya Pangus pun jatuh hati dengan kecantikan Dewi Danu, akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang putra. Putri Kang Ching Wei yang bertahun-tahun menunggu kepulangan suaminya, akhirnya memutuskan mencari Jaya Pangus sampai ke wilayah Dewi Danu.
Betapa kagetnya Putri Kang Ching Wei begitu mengetahui Jaya Pangus sudah memiliki anak laki-laki dari Dewi Danu. Dewi Danu pun marah luar biasa karena mendapati suaminya ternyata telah beristri. Dewi Danu yang sakti mandraguna akhirnya mengutuk Jaya Pangus menjadi Barong Landung laki-laki berwarna hitam, sementara Putri Kang Ching Wie menjadi Barong Landung perempuan berwarna putih.
Barong Landung kini dikenal sebagai simbol pelindung bagi warga Bali. Salah satu yang menyimpan koleksi sepasang Barong Landung adalah Museum Topeng di kawasan Ubud, Bali.
![]() |
Ni Nyoman Sumariasih, penari yang memerankan Putri Kang Ching Wei mengatakan bahwa sebagai sebagai warga asli Bali, dia mempercayai tentang kebenaran legenda tersebut.
"Saya sih percaya cerita tersebut, Dewi Danu ada puranya di Batur. Raja Jaya Pangus puranya ada di Penataran, kalau Kang Ching Wei ada di Kintamani, namanya Pura Dalem Balingkang," kata Sumar, begitu dia akrab disapa.
Berperan sebagai Putri Kang Ching Wei membuat Sumar harus rajin latihan. Tetapi itu tak lantas menjadi beban bagi dirinya, karena latihan sudah menjadi rutinitas baginya.
"Untuk pentas ini kami latihan selama 7 bulan, tapi sudah jalan 6 tahun Agustus nanti. Kami latihan setiap hari, kecuali hari Senin di Sanggar Paripurna Bona Gianyar, jaraknya cuma 10 menit dari sini," kata Sumar.
![]() |
Pementasan Bali Agung melibatkan kurang lebih sekitar 200-an pemain yang terdiri dari 150-an orang penari, dan 50 orang penabuh musik. Mereka berasal dari beberapa desa di sekitar Bali Safari Marine Park, serta ada juga yang dari Klungkung, Denpasar, dan Tabanan.
Pertunjukan Bali Agung yang melibatkan ratusan orang penari yang berasal dari desa di sekitar Bali Safari Marine Park ini, merupakan cara Bali Safari Marine Park untuk memberdayakan warga lokal agar kehidupan ekonomi mereka meningkat.
"Di balik teater ini, ada Sanggar Paripurna yang lokasinya ada di sekitar Bali Safari. Ada 200 penari yang terlibat, dari usia 4 sampai 70 tahun. Dari adanya event ini, sudah ada banyak yang membiayai hidupnya sendiri, dari sekolah sampai kuliah," ujar William Santoso, General Manajer Bali Safari Marine Park.
Meningkatkan taraf hidup serta ekonomi warga lokal sudah menjadi tanggung jawab Bali Safari Marine Park terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, hampir 80% pekerja di Bali Safari merupakan warga lokal. Untuk penyediaan pakan satwa, pihak Bali Safari juga bekerja sama dengan warga lokal.
"Kami juga bekerja sama dengan masyarakat untuk pembelian pakan satwa dari desa sekitar. Tak tanggung-tanggung, kami beli wortel sekitar 3,5 ton per minggu," tambah William.
Pertunjukan Bali Agung seakan menjadi bukti nyata kesenian dan kebudayaan bila dikemas dengan baik dapat menjadi nilai tambah bagi pariwisata, serta menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk terus datang. Dengan terus dipertunjukkan, otomatis kesenian ini akan tetap lestari.
Pertunjukan Bali Agung dilaksanakan setiap hari, kecuali hari Senin pada pukul 14.30 WIT. Bagi traveler yang menginap di Mara River Safari Lodge, Bali Agung sudah termasuk ke dalam paket. Tetapi bila hanya membeli paket safari, traveler harus mengupgradenya bila hendak menonton pertunjukan Bali Agung. (rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol