Ketika berwisata ke Taman Safari baik di Cisarua, Bogor, Prigen, Pasuruan atau di Gianyar, Bali, traveler pasti akan melihat satwa-satwa yang tinggal di sana dibiarkan bebas seperti di alam, dan tidak dimasukkan ke dalam kandang. Tak hanya satwa herbivor yang notabene pemakan rumput, termasuk juga satwa karnivor buas seperti singa dan harimau.
Mereka tampak hidup dalam harmoni dan tidak pernah saling serang. Padahal jika dipikir lagi, satwa buas seperti singa dan harimau dapat dengan mudah masuk ke zona satwa herbivora tinggal, dan memangsa mereka. Ternyata semua itu ada rahasianya, penasaran?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pagar pemisah zona satwa yang dilengkapi sistem kejut elektrik (Wahyu/detikTravel)
Idham menjelaskan aliran listrik tersebut hanya berfungsi untuk menakuti satwa, tidak untuk melukai mereka. Pagar yang memisahkan antara zona karnivora dengan zona herbivora pun dibuat berlapis, cukup tinggi, serta bisa membuka dan menutup secara otomatis.
"Aliran listriknya tidak selalu nyala kok. 1 detik nyala, 1 detik mati. Mati-nyala, mati-nyala begitu. Untuk manusia aman kalau melintas memakai alas kaki, kalau telanjang kaki ya tersetrum," tambah Idham.
Untuk mencegah satwa berperilaku agresif, menurut Idham kuncinya ada di makanan. Bila satwa karnivora diberi makan sampai kenyang, otomatis keinginannya untuk berburu mangsa bisa diredam. Asal traveler tahu, setiap hari satwa-satwa karnivor ini rata-rata menghabiskan 7 kg daging sekali makan.
Selain itu, ada keeper yang senantiasa bertugas untuk memantau dan menjaga satwa agar tidak terjadi hal yang diinginkan. Keeper ini berjaga dengan mobil ranger di dalam zona satwa. Seringkali mereka juga akan mengingatkan kepada pengunjung yang bandel agar menutup kaca mobilnya ketika masuk ke zona karnivora.
Terjawab sudah rasa penasaran traveler akan hal ini. Ternyata, meski dibiarkan hidup bebas seperti di alam, sistem keamanan di Taman Safari sudah disiapkan dengan baik, sehingga melindungi baik satwa maupun para pengunjung.
Satwa seperti Singa dijaga agar tetap kenyang (Wahyu/detikTravel)
(wsw/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum