Mitosnya, Burung Garugiwa dipercaya hanya muncul pada saat tertentu saja. Misalnya pada saat menjelang Upacara Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata. Kicaunya yang nyaring terdengar sedari pagi, tepat sehari sebelum upacara adat itu dilaksanakan.
Yang menjadi keunikannya, Burung Garugiwa yang hidup di sekitar Kelimutu, Ende, Flores, NTT ini memiliki sekitar 15 macam suara yang berbeda-beda. Tapi yang lebih aneh lagi, wujudnya tidak pernah kelihatan. Hanya suaranya saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut masyarakat sekitar, Burung Garugiwa pun terbilang cukup langka dan disakralkan. Barangsiapa yang melukai atau memunuh burung tersebut, niscaya pelakunya akan mendpatkan kutukan atau celaka.
Papan informasi Burung Garugiwa di Taman Nasional Kelimutu (Wahyu/detikTravel)
Studi terakhir mengungkapkan populasi burung ini tidak lebih dari 20-an ekor, dengan luasan wilayah survey sekitar 20 hektar. Kisah itu pun diceritakan turun temurun dan dipercaya masyarakat.
Fakta lainnya, burung Garugiwa dikenal juga sebagai Kancilan Flores, atau dalam bahasa ilmiahnya biasa dipanggil (Pachycephala nudigula). Burung jenis ini memang dikenal sebagai peniru suara yang ulung, tak heran jika dia bisa sampai memiliki 15 jenis suara atau bahkan lebih.
Garugiwa memiliki warna bulu di bagian kepala hitam, sementara bulu di bagian sayap dan ekor berwarna hijau. Bulu di bagian bawah tubuhnya agak kekuningan, serta memiliki paruh berwarna hitam bergaris putih di bagian tengahnya.
Burung ini pun adalah endemik Danau Kelimutu (Wahyu/detikTravel)
Dengan warna seperti itu, pantas saja jika burung Garugiwa susah untuk dilihat karena warnanya sama dengan pepohonan hijau yang jadi tempatnya bertengger. Perilakunya yang menyendiri semakin menambah sukar traveler yang ingin mengamatinya.
Terlepas dari benar atau tidaknya mitos tentang burung 'arwah' ini, Garugiwa tetaplah melekat di Danau Kelimutu dan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Semoga burung ini tetap lestari dan jauh dari kepunahan.
Traveler yang penasaran, langsung saja menuju ke Danau Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende, NTT. Selain bisa menyaksikan kedahsyatan danau tiga warna Kelimutu, traveler juga bisa mendengarkan kicauan burung 'arwah' yang tidak ada duanya ini.
(rdy/shf)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum