Rangkaian ritual bakar tongkang atau dalam istilah Tionghoa dengan sebutan Go Gwee Cap Lak kembali diselenggarakan warga etnis tonghoa di Bagansiapiapi, Provinsi Riau (20/6). Usai dibuat selama lebih dari sebulan, replika tongkang hari ini akhirnya selesai dikerjakan dan diarak memutari kawasan sekitar Kelenteng Ing Hock Khing agar warga bisa melihatnya.
Tongkang diarak di sekitar Kelenteng Ing Hock Khing (Hasan/detikTravel)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mengarak tongkang, masyarakat Tionghoa juga mengarak berbagai ornamen kepercayaan mereka. Ribuan warga tampak berdoa sambil memegang hio ketika tongkang melintas di depan mereka, sebagian di antara mereka mencoba menyentuh tongkang ataupun ikut memikulnya.
Setelah diarak berkeliling, tongkang tersebut kemudian di tempatkan di depan Kelenteng Ing Hock Khing untuk di sembahyangkan dan rencananya tongkang tersebut akan dibawa ke tempat pembakaran dan dibakar esok sore.
Banyak warga yang turut dalam arak-arakan tersebut (Hasan/detikTravel)
Sambil melihat tongkang, banyak yang sambil berdoa dengan hio (Hasan/detikTravel)
Bakar tongkang sendiri merupakan bentuk pemujaan terhadap dewa laut, acara biasanya diawali dengan prosesi sembahyang untuk mengundang dewa langit kemudian mengarak tongkang atau kapal keliling Bagansiapiapi lalu dibakar
Karena popularitasnya tradisi tahunan ini berhasil masuk menjadi salah satu nominasi "Anugerah Pesona Indonesia" untuk kategori festival budaya terpopuler. Ribuan wisatawan rela datang ke Bagansiapiapi untuk melihat prosesi ini.
Tradisi Bakar Tongkang ini diperingati setiap tanggal 16 di bulan kelima setelah perayaan Tahun Baru China. Acara bakar tongkang sendiri telah diselenggarakan di Bagansiapiapi sejak tahun 1878, atau sudah berlangsung sejak 134 tahun.
(hab/shf)












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Koster Akui Jumlah Wisatawan Domestik ke Bali Turun di Libur Nataru