Jauhkan pikiran kamu tentang Papua yang negatif. Destinasi paling timur Indonesia ini nyatanya dikaruniai bentang alam yang indah dari bawah laut sampai puncak gunungnya. Belum lagi soal keragaman budaya yang berjumlah ratusan dari bahasa, suku serta adat istiadat.
Satu lagi, adalah anak-anak Papua. Walau hidup seadanya tidak seperti anak-anak di kota metropolitan, anak-anak Papua akan membuat kamu sumringah. Saat melihat mereka tersenyum dan mendekat, membuat gemas ingin terus bersama mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Wamena
(Afif/detikTravel)
|
Anak-anak di Wamena pun sangat ramah kepada turis. Kebanyakan masih belum memakai baju karena hidupnya di wilayah pedalaman dan sulit terjangkau. Mereka juga belum fasih berbahasa Indonesia, hanya bisa senyum-senyum malu kepada turis atau orang asing.
Tapi itu, tidak menghalangi anak-anak Wamena untuk mencuri hati kamu. Keluarkan kamera dan potretlah mereka dari dekat. Mereka tak sungkan untuk bergaya minimal tersenyum, supaya memberikan hasil foto yang berkesan.
2. Sorong
(Afif/detikTravel)
|
Di Sorong pula, sempatkanlah bertemu anak-anak kecilnya. Mereka sudah tahu cara kerja kamera, malah tidak malu-malu untuk difoto. Mau selfie juga silahkan, bikinlah kenangan bersama mereka sebelum kaki melangkah ke Raja Ampat. Jepret!
3. Raja Ampat
(Afif/detikTravel)
|
Tak hanya alamnya saja yang akan mencuri hati, tapi juga masyarakat Raja Ampat yang ramah dan anak-anak kecil di sana. Baik di pulau-pulau besar seperti di Pulau Waigeo, Arborek dan Sawingrai atau di pulau-pulau kecilnya, anak-anak Raja Ampat sangat amat menggemaskan.
Apalagi yang berada di sekitar pantai, mereka kerap bermain air seolah pamer kepada kita. Pamer bahwa inilah tempat bermain mereka setiap hari, pantai dan laut yang cantik. Mari larut bersama suka cita mereka, bermain dan tersenyum bersama.
4. Sikame
(Emirees Emir/d'Traveler)
|
Ya mereka tinggal di wilayah pedalaman, tapi hatinya tidak. Hati mereka selayaknya anak-anak kecil lainnya, dipenuhi perasaan riang gembira. Apalagi ketika bertemu turis, mereka tak malu melempar senyum. Senyum dari pedalaman Papua, sedikit mengerus hati kita bahwa mereka seharusnya dapat kehidupan yang lebih layak.
5. Timika
(Fitraya/detikTravel)
|
Di Timika, anak-anaknya juga tak kalah menggemaskan. Apalagi mereka suka sekali bermain bola, mendukung klub kebanggannya tak lain dan tak bukan adalah Persipura. Ayo dik, main bola bareng!
6. Yahukimo
(Randy/detikTravel)
|
Hidup di wilayah pedalaman nyatanya tidak membuat anak-anak di Yahukimo patah semangat. Mereka tetap pergi ke sekolah belajar menulis dan membaca, meskipun harus berjalan kaki dulu berkilo-kilo meter jauhnya.
Sekali lagi, itu pun tidak membuat senyum mereka hilang. Senyum yang menyambut kedatangan turis, ada rasa bahagia bisa berinteraksi dengan pendatang dari luar Papua. Atau mungkin senyum yang penuh rasa penasaran, mengapa orang-orang luar papua tidak punya rambut keriting seperti kamu ya dik...
7. Ugimba
(Afif/detikTravel)
|
Poin 1 sampai 6, masih bisa kamu datangi tapi nampaknya Ugimba ini sedikit susah. Apalagi medan ke sana sangat berat naik turun bukit. Biasanya hanya pendaki yang mau ke Puncak Carstensz saja yang melintas ke sana.
detikTravel mendapat kesempatan untuk datang ke Ugimba sekaligus mendaki Puncak Carstensz pada 2015 lalu. Masyarakat Papua di sini tidak bisa berbahasa Indonesia, hanya beberapa saja dan dapat dihitung dengan jari. Apalagi anak-anaknya.
Sebab, belum ada sekolah dan guru yang datang ke sana (karena itu tadi aksesnya susah). Namun anak-anak Ugimba, tidak kehilangan kecerian mereka. Mereka akan mendekati turis yang datang dan memberi senyuman dengan cara malu-malu.
Apalagi, mereka tidak tahu apa itu kamera. Dan ketika dipotret lalu memperlihatkan fotonya, mereka akan tertawa dan saling menujuk muka-muka siapa di sana. Walau saya sendiri tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi saya yakin mereka semua senang karena tersenyum lebar. Karena senyum, adalah bahasa universal bukan?
Halaman 2 dari 8
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!