Tabot, mungkin nama yang terdengar agak asing bagi sebagian traveler. Namun bagi warga Bengkulu, festival ini ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Tabot diselenggarakan untuk memperingati datangnya tanggal 1 Muharram, alias perayaan Tahun Baru Islam.
Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Kamis (15/12/2016), Tabot punya sejarah yang cukup panjang di Bengkulu. Diperkirakan tradisi Tabot dibawa oleh para pekerja Benteng Marlborough yang didatangkan Inggris dari Madras dan Benggala, India yang mayoritas menganut aliran Syiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, perayaan Tabot sudah mengalami asimilasi dan akulturasi kebudayaan dengan tradisi setempat. Dari yang semula untuk mengenang kematian Sayidina Husein bin Ali bin Abi Thalib, kini berkembang maknanya untuk memenuhi wasiat leluhur, dan juga memeringati Peringatan Tahun Baru Islam.
Tabot merupakan salah satu upacara peringatan masuknya bulan Muharram. Rangkaian acara Tabot dilaksanakan 10 hari dari tanggal 1 hingga 10 Muharram di Kota Bengkulu. Akan ada parade dan pawai menarik yang ditonton ribuan orang.
Dalam upacara Tabot, ada tradisi membuang Tabot yang sudah dihias dengan berbagai macam bentuk. Tabot yang sudah dihias lalu dibuang ke laut. Kemudian dalam perkembangannya, Tabot dibuang di rawa-rawa yang ada di sekitar pemakaman umum bernama Karbela. Makam ini dipercaya sebagai makamnya Imam Senggolo atau Syeikh Burhanuddin, penyebar agama Islam di Bengkulu yang pertama kalinya mengenalkan tradisi Tabot.
Selain di Bengkulu, sebenarnya upacara Tabot juga dikenal di daerah Sumatera Barat. Namun bukan dengan nama Tabot, melainkan Tabuik. Daerah yang mengenal upacara Tabuik ini adalah di Pariaman.
Tabot jadi atraksi yang cukup menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu. Namun ada kekhawatiran tradisi ini akan lenyap ditelan zaman. Maka sudah sepatutnya kita melestarikan tradisi Tabot di Bengkulu.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!