Ritual Mandi-mandi merupakan ritual adat peranakan Portugis di Kampung Tugu, Jakarta Utara. detikTravel mendapat kesempatan untuk melihat ritual adat ini secara langsung, Minggu (8/1/2017) di rumah salah satu warga Tugu, Yunus.
Ritual ini jauh dari kesan mistis dan kuno. Masyarakat diajak untuk menari dan bernyanyi sambil menorehkan bedak di muka. Bedak yang digunakan adalah bedak biasa yang diberi air. Sehingga bedak akan menempel di wajah dan membeku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mandi-mandi merupakan perkawinan antara budaya eropa dan indonesia. Ini terlihat dengan adanya sajian bir di ritual ini. Acara ini bukan hanya dihadiri oleh masyarakat Tugu. Tapi juga Mantan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.
"Ini kelebihan masyarakat tugu, kalau tidak ketemu di natal dan tahun baru, kita bersilahturahmi di acara Rabo-rabo dan Mandi-mandi," kata Johan Sophaheluakan, Humas Budaya dan Pemerintahan Kampung Tugu kepada detikTravel, Minggu (8/1/2017).
Rabo-rabo merupakan acara silaturahmi seperti Mandi-mandi. Namun Rabo-rabo dilakukan door to door atau dari rumah ke rumah. "Acara ini dilakukan pada buka tahun, artinya membuka tahun dengan saling memaafkan. Mandi kan terbuka artinya di tahun baru bisa lebih terbuka," jelas Johan.
Dibuka dengan ibadah, masyarakat datang dengan menggunakan kebaya. Penyerahan kain Malaka dari Xanana Gusmao juga berlangsung dengan canda tawa. Bukan hanya masyarakat kampung, sejumlah komunitas penggiat budaya juga datang. Meriah banget!
Selain itu ritual ini juga menyajikan musik keroncong tugu. Acara Mandi-mandi terlihat makin hidup dengan suguhan musik keroncong portugis dan tarian dari masyarakat. Keroncong Tugu sendiri merupakan anak dari kesenian Potugis. Alat musik dan alunan yang dihasilkan adalah adaptasi dari Portugis.
Jenis musik keroncong tugu adalah cavaquinhao. Cavaquinhao (dibaca: kavakuinyo) merupakan kakek dari keroncong. Alunan musik ini dimainkan dengan cara dipetik. Traveler dijamin bergoyang ketika mendengarnya. Kegiatan ritual kurang lengkap tanpa adanya kuliner. Kampung tugu sendiri punya kuliner ala khas dari jaman leluhur.
"Ada gado-gado siram sama udang pisang. Ini tidak ditemukan ditempat lain," ungkap Johan.
Udang pisang adalah kue basah yang berbentuk segitiga dan dibungkus daun pisang. Dalam sekejap saja hidangan ini sudah langsung habis di santap tanpa sisa oleh masyarakat yang hadir.
"Ke depannya acara ini akan menjadi festival. Jadi makin banyak yang bisa datang. Kalau bisa nanti diadakan di halaman Gereja Tugu, tapi kalau di sana tidak akan disediakan beer," tutup Johan. (aff/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan