Budaya Indonesia kaya akan nilai luhur dan kebijaksanaan. Dalam referensi yang dikumpulkan detikTravel, traveler bershio babi yang lahir pada tahun 1923, 1935, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, 2019 tahun ini perlu bertualang ke tempat yang mengajarkan nilai-nilai luhur.
Tempat-tempat ini masih memegang teguh local wisdom dan nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang positif. Dikumpulkan detikTravel, Kamis (26/1/2017) ini beberapa destinasi eksotis yang bisa jadi pilihan traveler bershio babi:
1. Desa Wae Rebo
Foto: Agung Pambudhy/detikTravel
|
Penduduk yang tinggal di Wae Rebo berkisar 600 orang. Mereka hidup dengan sangat sederhana. Menanam kopi menjadi salah satu cara untuk bertahan hidup. Hidup mereka jauh dari kata modern. Senyum dan sapanya sangat ramah, menyentuh hati siapa saja pengunjung yang datang ke sana. Jangankan sinyal telefon, listrik saja tidak ada.
Tidak ada sinyal telepon dan listrik bukan berarti membuat mereka hidup dalam kekurangan. Mereka justru hidup damai dan bahagia, jauh dari perselisihan dan perdebatan. Mereka hidup benar-benar menyatu dengan alam. Temboknya hutan, halaman rumahnya padang rumput dan beratapkan bintang-bintang. Di sana kalimat itu bukan kiasan melainkan kenyataan.
Kultur kesederhanaan inilah yang nantinya akan traveler bawa pulang. Oh indahnya kesederhanaan!
2. Kampung Kanekes Baduy
Foto: Sekar Harum/d'Traveler
|
Suku Baduy sangat menghormati alam. Mereka berpendapat, jika mereka baik dengan alam maka alam akan lebih baik kepada mereka. Ajaran seperti itu masih terasa kental pada Suku Baduy Dalam. Mereka sangat menjaga kebersihan dan tidak melakukan perusakan terhadap hutan.
Meski ada di wilayah pedalaman, bukan berarti mereka tertinggal. Malah, budaya dan tradisinya dapat digunakan oleh masyarakat kota untuk menjaga lingkungan sekitar. Hukum dan sistem pemerintahan yang berlaku di Baduy ada dua, yaitu sistem hukum negara yang mengikuti aturan Republik Indonesia dan adat yang dipercayai masyarakat Baduy.
3. Kampung Takpala Alor
Foto: (Kurnia/detikTravel)
|
Para penduduk di sini mencari nafkah dengan bertani dan berburu. Kampung Takpala memiliki banyak sekali tradisi, di antaranya adalah masuk kebun atau Potong Kebun. Potong Kebun dilakukan pada bulan Oktober, dimana kayu-kayu besar diturunkan dan terus dibakar sampai dengan bulan November.
Lalu pada bulan Desember mulai tanam. Pada Desember akhir sampai Januari acara cabut rumput yang pertama, sedangkan cabut rumput yang kedua bulan maret-April dimana jagung mulai menguning, dan di bulan Mei sudah patah jagung. Pada tanggal 20 Juni ada acara masuk kebun dimulai dan dimulai dengan potong hewan.
Mereka hidup harmonis dengan alam dan budaya. Ini menajdi contoh yang baik bagi traveler yang berkunjung, untuk lebih menghargai alam dan menjaganya.
4. Kampung Bena
Foto: (Titry Frilyani/dTraveler)
|
Kampung Bena dihuni oleh 9 suku yang masing-masing memiliki Ngadu dan Baga sebagai simbol nenek moyang laki-laki dan perempuan. Ngadhu adalah rumah adat pria bertiang tunggal yang dibuat dari kayu khusus nan keras. Ngadhu juga difungsikan sebagai tiang gantungan hewan saat pesta adat. Sedangkan Bagha adalah simbol untuk menerima laki-laki yang menikahi seorang wanita.
Walau begitu, suku di kampung ini kedudukannya sejajar, tidak ada yang lebih tinggi. Setiap kali membangun rumah, mereka melakukan persembahan dengan menyembelih babi dan kerbau yang jadi syarat mutlak di Kampung Bena. Rumah multifungsi adat kampung Bena terbuat dari kayu, lengkap dengan tulang rahang atau kepala hewan yang menandakan status sosial sang pemilik rumah. Semakin banyak tulang, semakin tinggi pula derajatnya.
5. Desa Sade
Foto: Lamhot Aritonang
|
Jarak antar rumah pun terhitung sangat dekat dan padat. Ini menunjukkan tak ada perbedaan mencolok antara si miskin atau si kaya, semuanya dipandang sama. Rumah-rumah di sini dibedakan hanya menurut fungsinya saja.
Jika diperhatikan, bentuk rumah adat di Desa Sade mempunyai pintu yang rendah dan cukup kecil, sehingga tamu yang datang harus menunduk ketika masuk ke dalam rumah. Itu mengandung filosofi yang cukup dalam. Bahwa, tamu memang sudah selayaknya menaruh rasa hormat terhadap pemilik rumah.
Ayo jelajahi Indonesia dan pelajari semua nilai kebijaksanaannya!
Halaman 2 dari 6
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda