detikTravel mendapat kesempatan dari Kementerian Pariwisata untuk berkunjung ke Toraja, Selasa (31/1/2017). Populer dengan upacara kematian dan pemakamannya, ini kubur tebing yang bisa traveler kunjungi, Lemo.
Lemo merupakan kubur tebing yang dijadikan obyek wisata. Berbeda dengan Desa Kete Kesu yang menggantungkan peti di tebing. Desa Lemo menggali liang ke dalam tebing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun menurut pengakuan warga setempat kuburan tersebut berukuran cukup luas. Karena dipakai secara turun temurun.
"Di dalam itu luas, karena dipakai untuk satu keluarga," kata Didi, seorang pengrajin kayu di Desa Lemo.
Tak sembarangan, derajat kebangsawanan juga menjadi penentu letak dari makam. Hanya yang berdarah bangsawan yang punya makam di tebing paling atas.

Pemotongan 24 jenis kerbau juga dilakukan jika hendak meletakkan boneka kayu di depan kubur. Ini adalah bentuk penghormatan kepada leluhur.
Kuburan tebing tak sembarang dibuat. Liang akan dipahat jika ada yang memesan. Pemesanan liang pun harus dari jauh-jauh hari.
Keluarga yang mau memesan kuburan baru harus memesan minimal 6-8 bulan sebelumnya. Karena liang harus dipahat dan disemen, sehingga bisa digunakan untuk waktu yang lama.
Harganya? Ini dia yang bikin merem melek. Untuk membuat satu kuburan baru, pemesan kubur harus membayar Rp 100 juta. Wow!
Layaknya kuburan di TPU, makam tebing juga punya pajak lho. Inilah alasan kenapa kuburan dipakai secara turun-temurun. Selain upacaranya yang tak biasa, harga kuburannya pun sangat mahal. (bnl/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!