detikTravel berbincang telepon dengan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Raja Ampat, Yusdi N Lamatenggo, Kamis (23/2/2017). Ia membeberkan panjang lebar mengenai perkembangan terbaru destinasi yang dikelolanya saat ini.
"Banyak sih (yang baru)," kata Yusdi singkat mengawali pembicaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Akses pesawat dan kapal laut
Kapal Pelni ke Raja Ampat (Sukma/detikTravel)
|
"Sehingga dapat memangkas waktu ke Raja Ampat. Karena dari Manado langsung ke Raja Ampat," ucap dia.
"Jadi jika dari Jakarta tengah malam lalu sampai ke Manado dan dilanjut ke Raja Ampat pukul 10.00 WIT pagi sudah tiba. Waktu terpangkas dan harga bisa ditekan. Orang hanya perlu bayar pesawat. Akses langsung yang mudah, cepat, dan murah. Semoga dapat terus berkembang sehingga menjadi bandara yang besar," urai Yusdi.
Akses yang kedua, kata Yusdi, pada tahun ini akan dibangun sebuah bandara di Misol oleh pemda. Bandara ini dapat menjadi rute dari Ambon ke Raja Ampat. Hal ini sebagai langkah antisipasi dalam menyikapi ledakan kunjungan di kawasan itu.
"Ketiga, kita sekarang bekerjasama dengan operator kapal feri untuk membuat Raja Ampat dilalui jalur reguler. Jadi tidak menyewa speedboat yang mahal. Feri ini akan menghubung ibu kota Waisai ke ibu kota kecamatan. Akan tersambung secara reguler. Kita dorong itu dan semoga jalan tahun ini dengan dibukanya jalur udara dan laut maka kesan mahal ke Raja Ampat pun akan berkurang," tegas dia.
2. Infrastruktur
Pasar Waisai (Wahyu Setyo/detikTravel)
|
Kata dia, listrik PLN sudah mulai mengalir pada 17 Agustus tahun kemarin di wilayah Waisai dan kampung sekitarnya. Ke depan, PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga air sebesar 2 mega watt.
"Hal itu untuk merangsang investasi di wilayah ini. Dari sisi telekomunikasi, sudah ada dua kawasan dengan jaringan 4G, yakni di Waisai dan bagian selatannya," ucap Yusdi.
Pembangunan jaringan telekomunikasi, imbuh Yusdi terus digenjot demi kelancaran komunikasi di Raja Ampat. Tahun ini, Telkomsel dalam tahap pembangunan BTS sebanyak 18. Tujuannya, bagi pulau-pulau terpencil bisa menikmati jaringan telekomunikasi.
"Pertengahan tahun ini semoga bisa tersambung semua antar desa dan kecamatan. Di Raja Ampat, sudah dipasang fiber optic oleh Telkom demi merangsang investasi juga yang penggunaannya agar transfer data lebih cepat," jelas dia.
Selanjutnya adalah akan adanya pembangunan 'Marina Club House'. Menurut Yusdi sudah ada investor yang akan bekerjasama dengan BUMD.
"Adapula pengembangan 100 homestay masyarakat. Nantinya tersebar di Waisai, Misol dan lainnya. Ini kan menyambung 1000 homestay yang merupakan program pemerintah. Artinya menjadi alternatif pilihan lain tamu datang ke Raja Ampat untuk menginap," jelas dia.
Pada sisi yang lain, pemerintah setempat akan menata beberapa kawasan wisata. Seperti di Misol dan Pianemo akan dibangun tangga sebagai jalur trekking yang berfungsi memberi kemudahan para turis untuk memfoto keindahan alam dari atas bukit.
3. Atraksi dan destinasi baru
Laguna Bintang di Raja Ampat (Randy/detikTravel)
|
"Karena kita mempunyai geo wisata, teluk yang banyak sekali yang saat ini dikunjungi wisatawan. Jadi orang ke Raja Ampat tidak hanya untuk diving namun bisa belajar pula," tegas Yusdi.
Pihaknya pun getol mengurus kelompok kerja wisata Manta. Manta yang merupakan hewan laut ini kata dia di Raja Ampat memiliki dua jenis, yakni Manta Oceanic dan Reef.
"Sekarang melalui Pokja Manta kita melibatkan pemuda lokal menjadi Kader Manta, Pos Pengawasan Manta beratraksi. Kedepan kita atur ada sistem booking. Sehingga bergilirian yang berimbas pada kelestarian pun terjaga," ucap Yusdi.
"Ini pertama di Indonesia dengan dibantu berbagai lembaga wisata," imbuh dia.
Tahun ini, Raja Ampat memiliki14 acara dalam setahun. Dimulai dari bulan Maret-Desember, maka setiap bulannya akan ada pesta rakyat yang berkreasi melalui kesenian, kuliner dan sebagainya.
"Ada destinasi baru juga yakni Teluk Cinta. Teluk alami yang berbentuk hati. Nanti ada atraksi baru trekking ke atas bukit melihat jelas bentuknya," kata Yusdi.
Berbicara tentang jumlah kunjungan turis, pada tahun lalu Raja Ampat dikunjungi 20 ribu orang. Dominasi utama sebanyak 16 ribu orang adalah wisatawan mancanegara.
"Imbasnya sangat luar bagi masyarakat. Di Waisai luarbiasa ekonominya karena homestay tumbuh pesat dengan tarif Rp 400-500 ribu perorang perhari yang langsung dinikmati masyarakat," jelas dia.
"Pengrajin pembuat tas atau suvenir berkembang pula. Restoran tempat makan pun sama," jelas dia bersemangat.
Hal paling utama yang dibutuhkan Raja Ampat, kata Yusdi adalah soal akses. Berbicara soal laut, Raja Ampat sangat luas dan membutuhkan akses dari segala sisi, karena akan menjadi kendala jikalau musim ombak tiba.
"Ada juga infrastruktur, air bersih, dan telekomunikasi. Karena menjadi penting yang menyangkut kenyamanan para turis," tutup Yusdi.
Halaman 2 dari 4
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum