Mengenang Cross Border Festival yang Bikin Ramai Atambua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Mengenang Cross Border Festival yang Bikin Ramai Atambua

Shinta Angriyana - detikTravel
Kamis, 30 Mar 2017 12:13 WIB
Foto: Muhammad Iqbal Fazarullah Harahap (detikHOT)
Jakarta - Atambua di NTT perlahan menggeliat tak mau kalah dengan destinasi lain di Indonesia. Wisata event pernah digelar di sana dan disambut meriah.

Terletak di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Atambua merupakan wilayah perbatasan dari Republik Indonesia dan Timor Leste. Traveler bisa melihat jelas apabila melaluinya lewat jalur darat.

Dulunya, Kota Atambua menjadi pusat penampungan bagi Timor Timur tahun 1999. Namun saat ini sudah pelan-pelan bertransformasi menjadi kota festival.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 2016 lalu misalnya, pernah diselenggarakan Cross Border Festival pada 10 Desember 2016. Festival perbatasan ini juga digelar di beberapa titik perbatasan lain di Indonesia digelar yang diselenggarakan di berbagai wilayah perbatasan Indonesia, salah satunya Atambua.

Acara ini sangat meramaikan suasana. Tidak hanya warga Indonesia dan warga Timor Leste juga datang menyeberang perbatasan. Kemeriahan terlihat pada saat festival berlangsung, pengunjung tampak antusias berdatangan dan menikmati jalannya festival. Kurang lebih 25 ribu orang memadati Lapangan Simpang Lima Atambua, lokasi festival ini.

Cross Border Festival juga dimeriahkan oleh sejumlah penampilan kesenian dari Indonesia dan Timor Leste. Band legendaris Jamrud dan Boomerang juga ikut memeriahkan acara ini. Nampaknya, para penggemar band Jamrud masih setia. Juga para personil Jamrud yang masih terjaga kualitas musiknya, hampir tidak terlihat perbedaan saat melantunkan berbagai lagu-lagu khasnya.

Sebelumnya, di Atambua pun pernah diselenggarakan konser Slank yang mengusung tema Konser Perbatasan pada 31 Mei 2015. Antusiasme warga khususnya Slankers sangat tinggi saat dilangsungkan. Masyarakat Atambua seperti selalu gembira menyambut aneka acara yang diselenggarakan di sana. Mulai dari siang hingga malam hari, pengunjung makin ramai berdatangan memenuhi Simpang Lima Atambua.

Festival semacam ini sepertinya mampu memberikan aneka dampak positif bagi masyrakat Indonesia khususnya di bidang pariwisata. Tidak hanya terlihat dari antusiasme warga yang tinggi, tetapi juga kunjungan pelintas batas. Pada hari biasa, rata-rata pengunjung hanya sekitar 100 orang saja. Tetapi saat festival berlangsung, jumlahnya melonjak hingga kisaran 700-an pelintas batas. Kenaikannya bisa mencapai 700% bila dibanding hari biasa.

Begitupun dengan usaha penginapan dan rental mobil. Hampir seluruh penginapan dan rental mobil yang biasanya hanya sedikit atau hampir tidak penuh pesanan, saat festival pun seluruhnya habis dipesan. Para pedagang kaki lima pun juga ikut panen rezeki dari hasil penjualan oleh pengunjung festival.

Kementerian Pariwisata RI merasa acara yang digelarnya pun menuai kesuksesan bagi hubungan pariwisata Indonesia dan Timor Leste. Cross Border yang mengambil model dari acara serupa di Singapura dan Prancis diharapkan juga menjadi pilihan wisata yang dapat berkembang serta menjadi celah pariwisata Indonesia, khususnya daerah perbatasan.

Tim Tapal Batas detikcom, Kamis (30/3/2017) sedang berada di Atambua. Mereka akan menjelajah Kabupaten Belu selama beberapa hari ke depan. Tunggu cerita seru dari mereka di sini ya! (bnl/bnl)

Hide Ads