Unik Atau Seram, Ada Makam Bernisan Kuda di Derawan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Unik Atau Seram, Ada Makam Bernisan Kuda di Derawan

bonauli - detikTravel
Selasa, 04 Apr 2017 18:35 WIB
Makam bernisan kuda di Derawan (Bonauli/detikTravel)
Derawan - Derawan tak hanya punya wisata bawah laut tapi juga situs budaya. Salah satu yang tak biasa, ada makam bernisan kuda dengan nama Ligaddungmawali.

detikTravel mendapat kesempatan untuk berunkunjung ke Kepulauan Derawan bersama pemenang d'traveler of The Year 2016 pekan lalu. Ternyata Pulau Derawan tak hanya punya kekayaan bawah laut, tapi juga situs warisan budaya.

Pulau Derawan punya beberapa situs warisan budaya yang dipelihara dengan baik. Salah satunya adalah makam bernisan kuda yang bernama Ligaddungmawali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ligaddungmawali adalah sebuah makam milik leluhur yang terbilang unik karena bernisan kuda dengan balutan kain kuning. Bukan hiasan semata, nisan kuda ini memiliki arti penting bagi masyarakat Derawan.

"Dahulu kala di Gunung Tabur Berau ada seorang sultan yang ditangkap dan dibawa ke Malaysia. Saat itu sang sultan di tahan dan di penjara, tak lama ia bebas dan menikah dengan orang sana," ujar Gunawan, salah seorang pemuda di Pulau Derawan.

Setelah menikah dan memiliki anak, sang sultan bukannya menetap tapi kembali ke kampung halamannya. Meninggalkan istri dan anaknya, sang sultan pulang ke Gunung Tabur di Berau.

"Dia kembali karena waktu diculik, sang sultan masih kecil dan tidak mengenal ayahnya. Ia kembali untuk bertemu dengan ayahnya," ungkap Gunawan.

Saat itu, sang sultan berhasil menemukan ayahnya. Namun karena mengetahui keadaan sultan yang memiliki istri dan anak, sang ayah meminta sultan untuk kembali ke Malaysia.

"Dia tidak mau pulang tapi malah menikah dan memiliki 4 orang anak di sini," jelas Gunawan

Sang sultan pun akhirnya menetap di Derawan dan tak kembali. Sampai akhirnya ia meninggal. Menurut cerita, sang sultan meninggal pada saat shalat Dzuhur dan dalam posisi sujud.

"Karena ia keturunan sultan maka warga Derawan berkumpul dan mengambil sebuah batu untuk dipahat di air laut dan dijadikan nisan untuk Ligaddungmawali," ujar Gunawan.

Kuda merupakan lambang kerajaan pada saat itu. Dan hanya keturunan kerajaan saja yang boleh menggunakan nisan dengan lambang kuda.

"Hanya keturunan sang sultan yang bisa dikubur di sini," tutup Gunawan. (bnl/rdy)

Hide Ads