Tempat Penggal Kepala Bernuansa Mistis di Benteng Makes, Atambua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Tempat Penggal Kepala Bernuansa Mistis di Benteng Makes, Atambua

Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Rabu, 26 Apr 2017 16:55 WIB
Benteng Makes yang bernuansa mistis (Fitraya/detikTravel)
Atambua -


Di balik savana Fulan Fehan yang indah di Atambua, ada Benteng Makes yang misterius. Ada tempat pemenggalan kepala berselimut suasana mistis.

Kabupaten Belu di NTT yang berpusat di Atambua, adalah ujung Indonesia yang berbatasan dengan Timor Leste. Masih banyak destinasi wisata keren di sini yang belum dijamah wisatawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim Tapal Batas detikcom dan detikTravel pada Kamis (30/3/2017) diajak Pemkab Belu ke Benteng Makes. Julukannya adalah Benteng 7 Lapis. Ini adalah benteng berejarah, namun akses ke lokasi ini memang sungguh menantang.

Benteng Makes berada di balik sabana Fulan Fehan yang indah, di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen. Dari ujung jalan desa, kita mesti naik mobil 4 WD menempuh jalan berbatu mendaki lereng Gunung Lakaan sampai ke sabana Fulan Fehan.

Dari sabana tidak ada petunjuk arah ke benteng ini. Warga lokal sih sudah hafal tempatnya. Namun kalau bingung, penandanya adalah torrent air di perbukitan sebelah kanan jalan.

Tempat Penggal Kepala & Nuansa Mistis di Benteng MakesBekas gazebo berlatar pemandangan indah (Fitraya/detikTravel)


"Ini torrent air bekas acara perkemahan guru-guru," kata Kabag Humas dan Protokol Pemkab Belu, Fridolinus Siribein yang mengantar kami.

Akhirnya kami sampai ke Benteng Makes. Benteng ini dindingnya adalah tumpukan batu karang dari sekitar gunung. Dari luar benteng, ada bekas gazebo yang rusak, namun menghadap ke lembah dengan pemandangan indah.

Hanya ada celah cukup lebar untuk orang masuk. Di dalamnya sudah ada dinding lapis kedua.

Setelah benteng lapis kedua, di dalamnya adalah hutan cukup lebat dengan jalan setapak berkelak-kelok, naik turun seperti labirin. Tidak jelas mana lapis ketiga sampai keenam, tahu-tahu kami sampai di lapisan ketujuh atau lapisan inti benteng ini.

Tempat Penggal Kepala & Nuansa Mistis di Benteng MakesMeriam Portugis (Fitraya/detikTravel)


Bentuknya adalah dinding lingkaran setinggi pinggang, dengan sebuah meriam Portugis yang dipasang sebelum akses masuk. Dalam lingkaran ini ada batu-batu yang dipasang vertikal seperti sandaran kursi. Di tengahnya ada batu kecil.

"Itu batu untuk penggal kepala..." kata Stefanje Bele Bau, Kasubag Komunikasi Publik Pemkab Belu.

Stefanje tidak bercanda. Menurutnya lingkaran inti benteng disebut Sadan, yaitu tempat para raja-raja leluhur Suku Bunak berkumpul menggelar pengadilan untuk menentukan orang bersalah atau tidak bersalah.

"Atau kalau lagi perang tangkap musuh, itu dibawa di ini. Dibuat upacara, ada yang menari, terus kepalanya dipenggal di tempat ini," kata Stefanje.

Tempat Penggal Kepala & Nuansa Mistis di Benteng MakesBatu tempat pemenggalan kepala (Fitraya/detikTravel)


Hiii... saya bergidik ngeri. Terbayang darah mengucur dari hukuman pancung. Pada batu tempat penggal kepala ini tampak bekas putung rokok yang merupakan sesajen.

Stefanje mengatakan mereka tidak tahu kapan benteng ini persisnya dibuat. Yang jelas, ketika Portugis datang, mereka menaruh meriam di Benteng Makes. Selain kami, tidak ada siapa-siapa lagi di situ.

Lumut pada batu-batu dinding benteng begitu tebalnya, pertanda tempat ini jarang dijamah manusia. Lintah juga ada banyak, siap menghisap darah hewan atau manusia yang datang ke sini.

Di balik dinding lingkaran tempat pemenggalan kepala ini, ada makam leluhur Suku Bunak, tapi tidak jelas siapa yang dimakamkan di sana. Di dekatnya ada tengkorak sapi, mungkin bekas persembahan ritual.

Tempat Penggal Kepala & Nuansa Mistis di Benteng MakesMakam keramat (Fitraya/detikTravel)


Terasa betul kalau tempat ini seperti punya aura sendiri. Mempesona sekaligus penuh keramat. Nuansa mistisnya tidak berhenti sampai di situ.

"Sepertinya kedatangan kita sudah direstui leluhur, suasana di sini jelas terlihat. Tidak semua orang bisa sampai ke sini. Minggu lalu saya bawa orang ke sini, cuma bisa sampai di bawah, karena di sini tertutup kabut sangat tebal," kata Fridolinus.

Kami pun lantas turun menuju benteng lapis terluar. Beberapa rekan membersihkan celana dan alas kaki dari lintah yang menempel. Ketika mobil kami beranjak pergi, tiba-tiba kabut datang.

Sambil mobil kami menjauh pergi, tampak Benteng Makes ditutup kabut seutuhnya. Mungkin betul juga kata Fridolinus, memang tidak sembarangan untuk datang ke sini. Saya meninggalkan Benteng Makes sambil merinding sedap.

Simak kisah-kisah lain petualangan ke Atambua di Tapal Batas Detikcom.

Tempat Penggal Kepala & Nuansa Mistis di Benteng MakesTengkorak sapi (Fitraya/detikTravel)
(fay/fay)

Hide Ads