Lukisan yang ada di lorong tersebut ternyata memiliki makna sejarah terbantuknya Kota Semarang hingga adanya Kampung Batik. Luwiyanto (48) sebagai desainer lukisan menjelaskan makna di balik lukisan indah itu.
Pria yang akrab disapa Luwi itu mengatakan lukisan tersebut berformat Wayang Beber berjudul Adeging Kutho Semarang dan ceritanya dimulai dari tembok sisi kanan sebelah Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kemudian dilukiskan Laksamana Ceng Ho yang merupakan Muslim masuk ke Semarang mendirikan Masjid. Selanjutnya diceritakan pada abad 15 Ki Ageng Pandanaran dari utusan Sunan Bonang menyebar Agama Islam di Semarang tepatnya di Bergota.
Cerita berikutnya yaitu terbentuknya kata 'Semarang' yang berasal dari 'Asem Arang' karena tanaman pohon Asem yang jarang (arang) ada. Kisah terus berlanjut hingga kedatangan Sunan Kalijaga bahkan kedatangan kolonial Belanda dan Jepang.
Tradisi Dugderan, hewan mitologi Warak Ngendhog, pembangunan Lawang Sewu dan Pertempuran 5 Hari di Semarang juga diceritakan di sana. Pada pertempuran tersebut disebutkan pula Kampung Batik dibakar. Kampung tersebut terbentuk cukup lama dan dinamai Kampung Batik karena profesi warganya.
![]() |
Di ujung tembok diceritakan kebangkitan Kampung Batik hingga sekarang. Cerita dalam lukisan itu ternyata masih bersambung dan berlanjut di ujung gang lainnya yang menceritakan kehidupan membatik di Kampung Batik.
"Banyak yang diceritakan di sini. Kalau yang tidak tahu mungkin hanya melihat ini sebagai lukisan," tandas Luwi.
Kampoeng Djhadoel tersebut selain menjadi destinasi wisata juga diharapkan memberikan edukasi. Akan ada pelatihan batik di sana, selain itu kini juga sudah ada rumah baca untuk anak-anak dan ketika sore ada mainan tradisional kuno yang bisa dimainkan.
![]() |
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!