Cerita Kostum Tari Dayak yang Seperti Monster

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Kostum Tari Dayak yang Seperti Monster

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 24 Jul 2017 19:35 WIB
Tari Hudoq di Festival Erau 2017, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim (Masaul/detikTravel)
Tenggarong - Hampir tiap suku di Indonesia memiliki tarian khas disertai kostumnya. Tak terkecuali dengan Suku Dayak di Kalimantan memiliki kostum seperti monster.

detikTravel berkunjung ke Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim beberapa waktu lalu saat pembukaan Festival Erau. Ada tarian dari Suku Dayak yang menggunakan kostum bernama Hudoq .

Diiringi nyanyian dan musik tradisional bikin merinding saat mendengarkannya dengan cermat. Seperti nama kostumnya, inilah Tari Hudoq yang digunakan untuk menyambut musim panen atau masa tanam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang tadi itu namanya Tari Hudoq. Ditarikan setelah pesta panen padi, berladang. Upacara hudoq untuk panen padi," kata Wakil Ketua Kerukunan Keluarga Dayak Modang, Lidia Haw Liah.

Kostum Hudoq sendiri terbagi menjadi beberapa karakter. Tak hanya itu, beberapa sub-suku Dayak memiliki kostum hudoq yang berbeda pula.

"Ada beberapa karakter, dari hutan apolagan atau kayangan, ada yang hepui atau perempuan. Lalu ada hudoq dari Dayak Bahau," kata dia menjelaskan.

Hudoq ada kostum tarian khas Dayak yang dibuat dari daun pisang sabah. Biasanya pisang ini dibikin untuk pisang goreng.

"Satu orang pakai minimal 20 pelepah," ucap Lidia.

Jika di Dayak Modang untuk pesta panen padi, kalau di Dayak Bahau, tarian hudoq digelar sebelum menanam padi.

"Biasanya upacara hudoq kawit memanggil asmanya padi agar panennya makmur di Pulau Kumala," kata dia.

Untuk diketahui, masyarakat Dayak Modang dan Bahau ini tidak bisa hidup dengan ladang. Kondisi saat ini, masyarakat Dayak khawatir karena pada umumnya lahan di Kaltim beralihfungsi menjadi lahan sawit dan pertambangan batu bara.

"Hal itu berpengaruh sekali dengan adat istiadat. Maka kita selalu mengkaderkan anak-anak ini mampu meneruskan budaya ini. Pemerintah pun sedang menyusun raperda yang melestarikan budaya ini agar lestari seperti di Bali bisa dijaga," kata dia.

Dengan lestarinya budaya di Kutai Kartanegara, para pemerhati hudoq ingin wisman datang bukan diundang tapi datang dengan sendirinya. Terakhir, Tari Hudoq tetap berlangsung setahun sekali di pasca atau pra panen.

Menkum HAM Yasonna H Laoly bersama Bupati Kutai Kartanegara juga duta negara sahabat, seperti Sekjen ASEAN, Deputi Sekjen Asean, Afganistan, Austria, Bosnia Herzegovina, Chile, Mesir, Irak, Kazakhstan, Korea Utara, Libya, Maroko, Myanmar, Panama, Serbia, Seychelles, Singapura, Sri Lanka, Turki, dan Amerika Serikat turut meramaikan festival ini. (msl/aff)

Hide Ads