Kenalan dengan Mat Seli, Pionir Saman Gayo Modern

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kenalan dengan Mat Seli, Pionir Saman Gayo Modern

Datuk Haris Molana - detikTravel
Senin, 14 Agu 2017 18:50 WIB
Tari Saman Kolosal di Gayo Luwes, Aceh (Datuk Haris Molana/detikTravel)
Gayo Lues - Ada seorang yang berperan penting dalam gelaran Tari Saman kolosal di Gayo Lues kemarin. Kecintaan terhadap keaslian dan nilai-nilai budaya leluhur ditunjukkannya dalam pertunjukan itu.

Ialah Mat Seli, kakek berusia 65 tahun asal Desa Pasir, Kecamatan Tripe Jaya, Gayo Lues, Aceh. Dia didapuk sebagai salah seorang pionir saman modern oleh Pemerintah Aceh di acara Tari Saman kolosal dengan 12.262 penari di Gayo Lues.

Dedikasi Mat Seli terhadap saman gayo jangan pernah diragukan lagi. Sejak tahun 80-an, dirinya kembali menghidupkan warisan leluhur (Saman Gayo) terhadap generasi penerusnya yang nyaris hilang di makan usia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA: Foto: Saat 12 Ribu Orang Menari Saman

"Ini tarian asli Gayo Lues. Sejak saya kecil saman gayo sudah ada. Waktu itu sekitar tahun 80-an, tarian ini mulai meredup. Saya berinisiatif untuk menghidupkan kembali Tari Saman Gayo bersama teman-teman," kata Mat Seli kepada detikTravel, usai menerima penghargaan dari Pemerintah Aceh, Minggu (13/8/2017).

Kenalan dengan Mat Seli, Pionir Saman Gayo ModernMat Seli (Datuk Haris Molana/detikTravel)


Sewaktu masih muda, Saman Gayo hanya dimainkan oleh puluhan pemuda desanya saja. Saman Gayo merupakan pemersatu masyarakat Gayo Lues. Dulu, warga desa A pergi ke desa B dan di sana, mereka memainkan Saman Gayo. Kemudian, kebalikannya dilakukan warga dari desa B ke desa A. Setelah acara itu desa A dan B jadilah saudara. Begitulah dulunya Saman menyatukan warga Gayo.

BACA JUGA: Tari Saman yang Mendunia, Aslinya dari Kabupaten Ini

Di sisi lain, tarian Saman juga dapat memberikan manfaat luar biasa bagi para penarinya. Kenapa tidak, setiap gerak tangan yang disuduhkan menjadikan tubuh-tubuh para penari sehat. Tarian ini juga dapat mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.

Suasana Tari Saman KolosalSuasana Tari Saman Kolosal (Datuk Haris Molana/detikTravel)


Untuk busananya sendiri, bernama Baju Gesek Kerawang Gayo. Di bagian kepala disematkan Bulung Teleng atau kain dengan corak Gayo ditambah Kepies Ijo atau daun pandan di sebuah sisinya untuk lebih mempercantik.

Kemudian ada sarung, topeng gelang, dan sapu tangan. Warna-warna pada kostum itu mengandung nilai-nilai tertentu dengan menunjukkan identitas para pemakainya.

Mat Seli berharap, Tari Saman Gayo yang dimainkan oleh kaum laki-laki itu terus dilestarikan dan menjadi akar budaya warga Aceh.

"Sekarang 12.262 penari, ke depan harus lebih banyak lagi. Sehigga masyarakat internasional tahu bahwa Saman merupakan identitas Gayo Lues," sebut Mat Seli. (msl/krn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads