Tari Saman yang Mendunia, Aslinya dari Kabupaten Ini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tari Saman yang Mendunia, Aslinya dari Kabupaten Ini

Agus Setyadi - detikTravel
Senin, 14 Agu 2017 17:50 WIB
Foto: 12.262 orang menari Saman di Gayo Lues (Agus Setyadi/detikTravel)
Banda Aceh - Tari Saman yang kini populer hingga mancanegara berasal dari Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Tarian tradisional ini pun telah diakui UNESCO dan akan terus dilestarikan.

Ribuan orang berkumpul di Stadion Seribu Bukit Kota Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, pagi itu. Antrean mengular di segala penjuru pintu masuk. Mereka datang dengan satu tujuan, menyaksikan tari Saman kolosal yang ditarikan 12.262 penari.

Di tengah lapangan, para penari sudah bersiap. Mereka duduk di atas rumput bersaf sesuai kecamatan masing-masing. Pakaian motif khas Gayo ditambah Teleng, ikat kepala, membuat para penari semakin percaya diri. Beberapa panitia sibuk mengatur agar tidak ada jarak antar peserta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sambil menunggu acara dimulai, sebagian peserta memilih gladi kembali dengan melakukan beberapa gerakan tarian. Mereka kompak seirama dengan teman di kanan atau kiri. Meski kadang gerak sangat cepat, tapi tidak ada insiden tabrakan kepala antar sesama penari. Mereka sudah sangat siap.

(Agus Setyadi/detikTravel)(Agus Setyadi/detikTravel)
Para penari Saman lintas usia ini terdiri dari beragam profesi. Cuaca cerah yang membakar ubun-ubun tidak menyurutkan niat mereka untuk memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Tim penilai turun ke lapangan dan menghitung satu persatu jumlah penari.

Kala penghitungan dilakukan, seluruh peserta diminta berdiri rapi. Prosesnya berlangsung sekitar setengah jam. Setelah itu, melalui alat pengeras suara terdengar pengumuman. Angka jumlah peserta yang ikut ambil bagian mencetak sejarah tersebut melebihi target.

"Jumlah penari yang ikut tarian Saman hari ini yaitu 12.262 orang. Ini lebih dari yang kita targetkan sebanyak 10.001 penari," kata pembawa acara dari atas panggung, Minggu (13/8/2017).

Tepuk tangan peserta dan penonton yang hadir membahana. Kesenangan warga tidak berhenti sampai di situ. Di tengah-tengah menunggu acara dimulai, tiba-tiba satu unit pesawat jenis Aero Shark terbang rendah dan melakukan manuver. Pilotnya, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Sontak, aksi orang nomor satu di Tanah Rencong itu mampu mengalihkan perhatian warga.

Berselang beberapa saat, fokus penonton kembali ke tengah-tengah lapangan. Para penari yang akan unjuk gigi di hadapan ribuan mata ini sudah mempersiapkan diri sejak tiga bulan lalu. Sebenarnya, tarian Saman kolosal yang diikuti 10.001 peserta ini hendak digelar pada penghujung 2016 silam.

"Namun saat itu karena musim Pilkada makanya ditunda. Sekarang kita gelar ini bertepatan dengan momentum HUT RI ke-72," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gayo Lues Syafruddin saat ditemui di lokasi.

Peserta yang ikut ambil bagian dalam pagelaran ini umumnya berasal dari Tanah Gayo dan beberapa kabupaten di pesisir Aceh. Di antaranya Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang. Setiap desa, mengirim perwakilan. Mereka datang berombongan dengan berbagai jenis kendaraan.

Di Gayo Lues sendiri tarian Saman sudah mengakar bagi setiap masyarakat. Bahkan, anak-anak berusia dua tahun sudah diajak untuk menonton dan diajarkan cara bermain Saman. Untuk pagelaran tahun ini, panitia mengangkat tema 'Saman Pengawal Leuser'.

Tema tersebut dipilih karena Kabupaten Gayo Lues masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Masyarakat di sana menjaga paru-paru dunia itu dengan berbagai cara. Salah satunya melalui sajak-sajak yang diucapkan Syekh dalam tarian.

"Saman di Gayo Lues menjadi media komunikasi, dan informasi. Untuk itu mungkin lewat Saman bagaimana kita melindungi hutan, menjaga alam, dan memberikan informasi-informasi lainnya," jelas Syafruddin.

(Agus Setyadi/detikTravel)(Agus Setyadi/detikTravel)
Tari Saman merupakan sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting. Syair dalam tarian ini menggunakan bahasa Gayo. Sementara gerakannya memakai dua unsur gerak yaitu tepuk tangan dan tepuk dada.

Untuk merawat tarian yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda ini, pagelaran dengan melibatkan banyak orang terus dilakukan. Tiga tahun lalu, misalnya, 5.057 orang menari bersama di tengah lapangan Gayo Lues. Aksi ini berhasil memecahkan rekor MURI untuk pertama kalinya.

"Ke depan setiap dua tahun sekali kami akan menggelar tari massal seperti ini. Bukan lagi untuk memecahkan rekor MURI tapi masyarakat Gayo Lues ingin Saman ini harus dilestarikan," ungkap Syafruddin.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga akan membantu agar Saman ini terus mendunia dan dirawat masyarakat. Pada Oktober dan November mendatang, beberapa pemain Saman senior akan dibawa ke Eropa untuk mengikuti event. Selain itu, kementerian juga mendukung sanggar-sanggar tarian yang ada di masyarakat.

"Cara lainnya dengan memasukkannya ke sekolah. Sanggar-sanggar juga sudah kita dukung," kata Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid.

"Tari Saman yang diikuti 12.262 orang ini sebagai pernyataan kebudayaan dan ini penting. Jadi bukan sekadar tarian tapi pernyataan bahwa orang Gayo Lues mampu menjaga tradisi mereka," ungkap Hilmar.

(Agus Setyadi/detikTravel)(Agus Setyadi/detikTravel)
Saat ini, pengembangan tari Saman baru dilakukan menampilkan tradisinya saja. Padahal, untuk mempromosikannya dapat dilakukan melalui video klip, film, dan melibatkan teknologi.

"Selama ini fokus kita hanya ke pelindungan, pelestarian, padahal ada tugas yang sangat penting yaitu kemajuan. kita harus majukan ini dengan cara interaksi teknologi dan lainnya," jelas Hilmar.

Pagelaran tari Saman kemarin juga dihadiri Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid dan sejumlah pejabat lainnya.

Dalam sambutannya, Irwandi mengatakan, tari Saman yaitu tarian hasil ciptaan masyarakat Gayo Lues dan kini sudah menjadi milik dunia. Permainan tarian dengan jumlah penari terbanyak baru kali ini digelar dan kembali berhasil memecahkan rekor MURI.

"Tari Saman ini sudah diakui dan diterima oleh UNESCO. Milik siapa (tari) Saman? milik dunia. Siapa yang bikin? kita masyarakat Gayo Lues. Bukan masyarakat Aceh secara keseluruhan tapi masyarakat Gayo Lues yang menciptakan Tari Saman," kata Irwandi disambut tepuk tangan penonton. (krn/krn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads