Siapa Sangka, Ada Gua Jepang di Bawah Hotel Pasuruan Ini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Siapa Sangka, Ada Gua Jepang di Bawah Hotel Pasuruan Ini

Muhajir Arifin - detikTravel
Sabtu, 26 Agu 2017 09:40 WIB
Gua Jepang di bawah tanah hotel Pasuruan (Muhajir Arifin/detikTravel)
Pasuruan - Ada cerita menarik dari Pasuruan, Jawa Timur. Di suatu hotel di sana, ternyata di bawah tanahnya terdapat gua peninggalan Jepang!

Sebuah gua peninggalan masa penjajahan Jepang yang puluhan tahun tak dijamah mulai dikembangkan menjadi destinasi wisata baru di kawasan wisata Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Gua bersejarah yang diperkirakan dibangun pada 1943 itu berada di bawah lobi dan restoran Inna Tretes yang berada dalam kawasan Hotel Inna Tretes. Goa ini memiliki lebar 2,5 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai saat ini ujung gua belum terjangkau. Namun, diperkirakan mencapai 1 km, tembus hingga kawasan wisata air terjun Kakek Bodo.

Lobby hotelLobby hotel Foto: Muhajir Arifin/detikTravel
Saat ini pengunjung hanya bisa menjangkau ke dalam gua hingga 60 meter. Batas aman ditandai dengan ujung deretan lampu dan tanda (rambu) larangan.

Konon, proses pembuatan gua ini dikerjakan rakyat negeri yang dijadikan romusha. Jepang berencana menggunakannya untuk persembunyian dan menggalang kekuatan melawan sekutu. Namun pada prosesnya tak sempat dimanfaatkan Jepang kalah perang dengan tentara sekutu.

"Awal ditemukan beberapa tahun lalu, gua ini penuh kalelawar dan banyak kayu-kayu penyanggah yang mungkin sebagai alat bantu pembuatan. Sangat seram, nggak ada yang berani masuk," kata Humas Hotel Inna Tretes, Edy Suharyono di Gua Jepang, Jumat (25/8/2017).

Gua JepangGua Jepang Foto: Muhajir Arifin/detikTravel
Melihat potensi gua bisa dijadikan sebagai wisata sejarah, wisata pendidikan juga wisata petualangan, pihak hotel melakukan renovasi terutama pada bagian dinding luar.

"Saat ini masih terus dikembangkan gua bersejarah ini. Kami juga sudah daftarkan ke Pemkab Pasuruan untuk diikutkan dalam Anugerah Wisata 2017," terang pria yang juga Sekretaris Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Pasuruan.

Pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan juga sudah datang melakukan penelitian dan mengusulkan ke Kementerian (Pendidikan dan Kebudayaan) agar menurunkan tim ahli. "Pihak Trowulan menyebut gua ini orisinil dan punya syarat jadi cagar budaya," imbuh Edy.

Bagian dalam guaBagian dalam gua Foto: Muhajir Arifin/detikTravel
General Manager Inna Tretes, I Made Sumarta, mendukung penuh pengembangan gua agar menjadi destinasi wisata alternatif. Selain bisa menikmati pemandangan alam pegunungan yang indah, wisata berkuda, pengunjung Tretes juga bisa datang ke Gua Jepang.

"Pemerintah daerah maunya kawasan ini jadi kawasan wisata keluarga. Kami sangat pendukung. Selain goa ini yang bisa dinikmati warga. Kami juga punya outbond, kolam renang peninggalan Belanda dan Little Kyoto. Semuanya bisa dijadikan sebagai wahana wisata keluarga," jelas Made.

Made juga menegaskan komitmennya untuk memanfaatkan potensi daerah Kabupaten Pasuruan untuk dijual di hotel, misalnya produk-produk UMKM dan hasil bumi.

"Misalnya buah, kita juga bisa sediakan buah-buahan lokal, apel nongkojajar, durian, mangga. Kenapa tidak. Bahkan, karyawan kami juga sebagian besar putra daerah," ungkapnya. (bnl/aff)

Hide Ads