Kesultanan Ternate memiliki lambang resmi berbentuk burung Goheba berkepala dua. Di bagian dadanya terdapat perisai, dengan simbol hati terbalik di tengahnya. Di bagian bawah, terdapat pita yang bertuliskan 'Limau Gapi'.
Rupanya lambang ini bukanlah sekadar lambang biasa, melainkan memiliki makna filosofis yang dalam. Hidayat Mudaffar Sjah, selaku pejabat Kesultanan Ternate sepeningggal Sultan Muddaffar Syah II, menjelaskan soal arti dari lambang ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hidayat pun menyebut Kesultanan Ternate sudah menerapkan sistem yang sangat demokratis di masa itu, dimana Raja dipilih dan diangkat oleh rakyat. Rakyat pun bisa menarik mandat yang mereka berikan pada Raja.
"Kita sudah sangat demokratis zaman itu. Dalam bahasa Ternate: 'Kau duduk di sana karena kami, kau jangan pernah sekali-sekali menipu kami'. Sudah hak dari rakyat untuk menegur rajanya. Tetapi tentu melalui mekanisme yang baik, menyampaikan teguran, tetapi yang ditegur tidak merasa tersinggung," ungkap Hidayat.
BACA JUGA: Satu-satunya Lambang Kerajaan Indonesia yang Mirip Bendera Negara Eropa
Menurut Hidayat, mekanisme teguran rakyat kepada Raja itu biasanya melalui tarian. Rakyat menghadap ke Raja di Kedaton, kemudian mereka menari sambil menyampaikan unek-uneknya melalui syair-syair lagu.
![]() |
Raja dan rakyat Ternate pun diibaratkan sebagai sebuah hidangan. Nasi kuning adalah rakyat, dan telur rebus adalah Raja. Telur ketika dibelah, akan muncul bagian kuningnya. Di dalam hati raja, ada rakyat, dan begitu pula sebaliknya.
"Tanpa raja, rakyat akan anarki. Tanpa rakyat, Raja tidak bisa apa-apa," kata Hidayat.
Jadilah kehidupan bernegara di masa itu sangat harmonis dan demokratis. Tidak heran Kesultanan Ternate maju pesat dan dikenal sebagai Kerajaan Islam terbesar di Indonesia. Semua itu berkat filosofi Limau Gapi yang digunakan sebagai lambang Kesultanan Ternate. (wsw/aff)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar