Cerita Buah Pala dan Banda Neira

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Buah Pala dan Banda Neira

Syanti Mustika - detikTravel
Kamis, 02 Nov 2017 18:10 WIB
Foto: (Syanti/detikTravel)
Banda Neira - Buah Pala tidak tumbuh begitu saja di Banda Neira. Ada cerita yang melegenda di tengah masyarakat terkait buah pala dan Banda Neira.

Cerita tentang Banda Neira dan buah palanya dapat kita lihat di Hikayat Lontor. Hikayat menceritakan bahwa mulanya Banda Neira bernama Pulau Andan. Pulau ini hanya dihuni oleh sepasang suami istri, Andan dan Dalima.

"Pulau ini awalnya hanya dihuni oleh sepasang suami istri bernama Andan dan Delima. Mereka mempunyai 5 anak, 4 anak laki-laki, dan seorang anak perempuan bungsu." jelas Abah Rizal, pelaku pariwisata di Banda Neira kepada detikTravel beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun sumber kehidupan dari suami istri ini adalah tangkapan ikan di laut, serta hasil kebun dari bercocok tanam di perbukitan. Kemudian, orang-orang makin ramai datang ke Pulau Andan. Tentu saja mereka meminta izin terlebih dahulu kepada Andan.

 Penduduk sedang memanen buah pala (Syanti/detikTravel) Penduduk sedang memanen buah pala (Syanti/detikTravel)

Melihat tanah yang subur dan hasil laut yang berlimpah, para pendatang kembali ke asalnya dan menceritakan kepada orang-orang tentang Pulau Andan. Semenjak itu semakin ramailah orang yang datang, dan tinggal di Pulau Andan. Kemudian Andan menjadi pimpinan di pulau tersebut.

Pulau Andan pun berganti nama menjadi Banda Neira. Pulau ini berkembang pesat, dan selalu ramai dikunjungi para pedagang dari wilayah timur.

Anak bungsu dari Andan bernama Cilu Bintang. Gadis ini berparas sangat cantik, dan pesonanya sangat tersohor dikalangan para pedagang. Pada suatu hari datanglah raja dari timur, yang bernama Kapitan Timur. Dia ingin meminang Cilu Bintang.

Pinangan ini disambut baik oleh kelima bersaudara ini. Bahkan mereka menyerahkan pada Cilubintang persoalan mahar kawin. Cilubintang pun meminta mahar kawinnya 99 biji pala. Permintaan Cilubintang ini membuat kaget Kapitan Timur, karena dia tidak pernah mendengar nama buah pala, apalagi mengetahui bentuknya. Namun dia pun menyanggupi permintaan Cilubintang.

Bentuk biji pala (Syanti/detikTravel)Bentuk biji pala (Syanti/detikTravel)
Sekian beberapa lama, akhirnya Kapitan Timur datang membawakan perminttaan Cilubintang, berupa 99 biji buah pala. Jadwal pernikahan pun segera di atur. Namun sayang, Kapitan Timur mendadak meninggal dunia sebelum hari pernikahannya.

Buah pala yang menjadi mahar pernikahanpun ditanam oleh kelima bersaudara ini. Mereka menyebar di beberapa tempat, sampai akhirnya buah pala tumbuh subur dan dikenal oleh para pedagang dari luar.

"Pulau Banda pun semakin ramai, semakin banyak pendatang yang berduyun datang ke Banda. Mereka berasal dari Kalimantan, Jawa, dan Sumatera. Termasuk salah satu pendatang Jawa keturunan ningrat yang kemudian meminang Cilubintang menjadi istrinya. Setelah itu mereka pindah ke Jawa," tutup Abah. (sym/aff)

Hide Ads