Cerita tentang Banda Neira dan buah palanya dapat kita lihat di Hikayat Lontor. Hikayat menceritakan bahwa mulanya Banda Neira bernama Pulau Andan. Pulau ini hanya dihuni oleh sepasang suami istri, Andan dan Dalima.
"Pulau ini awalnya hanya dihuni oleh sepasang suami istri bernama Andan dan Delima. Mereka mempunyai 5 anak, 4 anak laki-laki, dan seorang anak perempuan bungsu." jelas Abah Rizal, pelaku pariwisata di Banda Neira kepada detikTravel beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Melihat tanah yang subur dan hasil laut yang berlimpah, para pendatang kembali ke asalnya dan menceritakan kepada orang-orang tentang Pulau Andan. Semenjak itu semakin ramailah orang yang datang, dan tinggal di Pulau Andan. Kemudian Andan menjadi pimpinan di pulau tersebut.
Pulau Andan pun berganti nama menjadi Banda Neira. Pulau ini berkembang pesat, dan selalu ramai dikunjungi para pedagang dari wilayah timur.
Anak bungsu dari Andan bernama Cilu Bintang. Gadis ini berparas sangat cantik, dan pesonanya sangat tersohor dikalangan para pedagang. Pada suatu hari datanglah raja dari timur, yang bernama Kapitan Timur. Dia ingin meminang Cilu Bintang.
Pinangan ini disambut baik oleh kelima bersaudara ini. Bahkan mereka menyerahkan pada Cilubintang persoalan mahar kawin. Cilubintang pun meminta mahar kawinnya 99 biji pala. Permintaan Cilubintang ini membuat kaget Kapitan Timur, karena dia tidak pernah mendengar nama buah pala, apalagi mengetahui bentuknya. Namun dia pun menyanggupi permintaan Cilubintang.
![]() |
Buah pala yang menjadi mahar pernikahanpun ditanam oleh kelima bersaudara ini. Mereka menyebar di beberapa tempat, sampai akhirnya buah pala tumbuh subur dan dikenal oleh para pedagang dari luar.
"Pulau Banda pun semakin ramai, semakin banyak pendatang yang berduyun datang ke Banda. Mereka berasal dari Kalimantan, Jawa, dan Sumatera. Termasuk salah satu pendatang Jawa keturunan ningrat yang kemudian meminang Cilubintang menjadi istrinya. Setelah itu mereka pindah ke Jawa," tutup Abah. (sym/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum