Kota Palembang, Sumatera Selatan merupakan kota yang yang memiliki banyak kuliner dan cemilan makanan ringan. Salah satunya adalah kemplang yang tebuat dari ikan dan diolah dengan tepung terigu.
Biasanya masyarakat mengira kemplang dimakan setelah digoreng layaknya kerupuk. Tetapi di sini Kemplang dipanggang dengan bara api dan ada pula yang menggunakan pasir. Rasa yang gurih menjadikan kemplang diburu oleh setiap wisatawan yang datang ke Palembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk warna kuning adalah kemplang yang diberi kunyit saat diolah. Namun rasa keduanya tidak berbeda jauh, tetap menjadi makanan khas masyarakat sekitar selain pempek.
"Kalau bahan baku pakai ikan dan tepung terigu, hampir sama dengan pembuatan pempek. Bedanya, kalau pempek diolah jadi makanan basah, kalau Kemplang itu jadi sejenis kerupuk tapi dipanggang," terang Kurniati saat ditemui detikTravel, Sabtu (18/11/2017).
Kurniati merupakan salah satu dari sekian banyak pembuat kemplang di kawasan tersebut. Dirinya memiliki keahlian membuat kemplang yang sudah diwariskan orang tuanya secara turun-temurun.
Dikatakan Kurniati, untuk pembuatan kemplang cukup praktis dan bisa menggunakan bahan baku pempek yang dipipihkan. Selanjutnya pempek akan berbentuk lempengan dan dijemur sekitar 3 - 4 hari dibawah triknya matahari.
![]() |
Setelah dijemur, kemplang dijepit dengan 'tongkat ajaib' sepanjang 40 - 50 cm, dan langsung dipanggang di atas bara api yang ada di tungku khusus. Dalam hitungan tak lebih dari 30 detik, kemplang akan mengembang dan siap untuk disajikan sebagai makanan ringan.
Kemplang yang gurih dan renyah dapat langsung disantap menggunakan sauce sambal. Sauce sambal dapat diminta pada penjual saat membeli kemplang panggang khas kota Pempek ini.
"Kalau yang harga Rp 15 ribu itu isi 40 kemplang, sedangkan untuk harga Rp 10 ribu itu isi cuma 22 dan sudah dipanggang. Kadang ada juga yang beli mentah untuk dikirim ke luar kotaehari itu saya dapat menjual sekitar 50 kantong plasik ukuran besar dan kecil," timpalnya. (sym/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum