Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat tengah melakukan penelusuran terkait keberadaan terowongan bawah tanah. Terowongan air warisan kolonial Belanda ini dikabarkan sambung-menyambung dan mengelilingi pusat Kota Sukabumi.
Penelitian sendiri dilakukan sejak Oktober dan Desember oleh Bidang Penelitian dan Pembangunan (Kabid Litbang) Bappeda Kota Sukabumi. Ada dua lokasi penelitaian, yakni di wilayah Kecamatan Warudoyong dan Kecamatan Gunungpuyuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini masih dalam tahap identifikasi, kondisinya memang masih bagus. Memiliki lebar sekitar 2,5 meter dan tingginya 3 meter. Peta bawah tanahnya juga ada. Hasil survey sementara ada yang panjangnya sampai 80 meter, menyambungkan Kota Sukabumi dari bawah tanah cuma kendalanya memang ada yang sudah terhalang bangunan," jelasnya.
Foto: (Dok. Bappeda Kabupaten Sukabumi) |
Menurut Rahmi, memang ada rencana untuk menyulap terowongan tersebut menjadi salah satu objek wisata bernilai historis. Namun ada beberapa hal yang harus dikaji termasuk kajian sejarahnya.
"Tahun ini rencananya kami akan melibatkan pihak yang paham sisi heritages nya, untuk langsung menjadikannya sebagai objek wisata kan harus dilihat dari berbagai sektor," lanjut dia.
Foto: (Dok. Bappeda Kabupaten Sukabumi) |
Untuk keperluan wisata konsep pembangunanya nanti akan mengadopsi Kota Bersejarah di Belanda S Hertogenbosch atau yang dikenal dengan sebutan Den Bosch. Dalam survey itu pihaknya bekerjasama dengan komunitas Spelkabumi yang berpengalaman dalam telusur gua.
"Situasinya mirip dengan Den Bosch, ada terowongan bawah tanah yang berfungsi sebagai saluran air juga sebagai lokasi sejarah wisata. Kita bekerjasama dengan Spelkabumi yang di Goa Buniayu itu untuk mencari spot-spotnya," pungkasnya. (msl/wsw)












































Foto: (Dok. Bappeda Kabupaten Sukabumi)
Foto: (Dok. Bappeda Kabupaten Sukabumi)
Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Temuan Kemenhut Soal Kerusakan Hutan Sumatera, Bukan Cuma Faktor Cuaca
Alih Fungsi Lahan Jadi Kebun di Hutan Gunung Sanggabuana Bisa Berpotensi Buruk