Terungkap! Asal-usul Kelapa Ajaib di Keraton Kasepuhan Cirebon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Terungkap! Asal-usul Kelapa Ajaib di Keraton Kasepuhan Cirebon

Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Kamis, 04 Jan 2018 17:14 WIB
Batok Kelapa Janggi, yang dipercaya ajaib (Sudirman Wamad/detikTravel)
Cirebon - Asal-usul benda pusaka batok Kelapa Janggi yang ajaib di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon, akhirnya terungkap. Batok kelapa ini ternyata menempuh perjalanan 5.854 km dari Afrika.

Traveler yang datang ke Museum Keraton Kasepuhan Cirebon, bisa melihat batok kelapa raksasa kembar siam yang disebut Kelapa Janggi. Ini adalah benda pusaka karena merupakan alat dakwah Islam dari Pangeran Cakrabuana, sultan pertama Cirebon, anak dari Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran.

BACA JUGA: Kisah Kelapa Penawar Racun Peninggalan Raja Pertama Cirebon

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika detikTravel bulan lalu berkunjung ke sana, pemandu mengatakan batok kelapa raksasa kembar siam ini memiliki keajaiban menjadi penawar racun. Keterangan museum menyebutkan batok kelapa ini ditemukan Pangeran Cakrabuana tahun 1390 di Pantai Aden dalam perjalanan ke Tanah Suci.

Diketahui, Aden adalah kota pelabuhan di Yaman. Pada abad ke-14, Aden menjadi titik masuk dari lautan untuk kapal-kapal yang membawa jamaah haji dari seluruh dunia.

Terungkap! Asal-usul Kelapa Ajaib di Keraton Kasepuhan CirebonBatok Kelapa Janggi di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon (Sudirman/detikTravel)
Batok kelapa apakah ini sebenarnya? Dari mana ia berasal? Jawaban itu ditemukan detikTravel tidak lama kemudian sekitar pertengahan Desember dalam perjalanan ke Seychelles, sebuah negara kepulauan di lepas laut timur Benua Afrika.

Ternyata ini adalah batok kelapa Coco de Mer, kelapa raksasa dengan batok kembar yang endemik di Pulau Praslin, Seychelles. Coco de Mer (Lodoicea maldivica) habitat aslinya ada di Vallee de Mai, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1983.

BACA JUGA: Kelapa dari Seychelles, Bentuknya Seperti Kelamin Pria dan Pantat

Junia Joubert dari Seychelles Tourism Board mengatakan kepada detikTravel, Coco de Mer memang sebuah pohon kelapa yang unik. Coco de Mer punya pohon jantan dan betina. Kelapa dengan batok kembar seperti belahan pantat ini adalah dari pohon betina. Pohon jantannya punya semacam bunga jantan yang bentuknya seperti penis.

Sejak ratusan tahun lalu, batok kelapa Coco de Mer hanyut di lautan dan menjelajah Samudera Hindia. Bentuknya yang ajaib melahirkan berbagai legenda dan dongeng di antara para pelaut Afrika atau Asia.

Terungkap! Asal-usul Kelapa Ajaib di Keraton Kasepuhan CirebonKelapa Janggi alias Coco de Mer di habitat aslinya (Fitraya/detikTravel)
Coco de Mer ini tumbuhan langka yang dilindungi. Ia digunakan secara terbatas untuk dijadikan obat karena memang berkhasiat, tapi itu pun tidak boleh diambil dari Vallee de Mai.

Kemungkinan besar, kelapa raksasa ini dari pantai Seychelles hanyut terbawa laut ke Yaman dan ditemukan Pangeran Cakrabuana. Dari situ, kelapa ini dibawa ke Cirebon dan menjadi alat dakwah Islam serta akhirnya menjadi benda pusaka Keraton Kasepihan Cirebon.

Jika dihitung di Google Maps, Kelapa Janggi ini sudah menempuh perjalanan 5.854 km dari Pulau Praslin, Seychelles sampai ke Cirebon di Indonesia. Bukan main!

Pohon Kelapa Janggi alias Coco de Mer (Fitraya/detikTravel)
(fay/msl)

Hide Ads