Dulunya, Pantjoran Tea House merupakan sebuah toko obat tradisional. Namanya adalah Chung Hwa, yang sudah ada sejak zaman Batavia pada tahun 1928. detikTravel sempat berkunjung ke sana akhir pekan lalu.
Bangunan ini memang mudah ditemukan. Kalau dari arah Harmoni ke Glodok, traveler akan melihat papan besar bertuliskan 'Pantjoran Tea House' berwarna putih. Salah satu yang menjadi ciri khasnya adalah jejeran teko berwarna hijau di depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kafe ini terdiri dari dua lantai, dengan jumlah kursi yang tidak banyak. Aksennya pun bercampur nuansa China dan Belanda. Bangunannya masih punya kesan klasik ketika awal memasuki Pantjoran Tea House.
![]() |
![]() |
Untuk soal harga, memang agak mahal untuk kebanyakan restoran China. Namun, tidak terlalu mahal untuk kafe-kafe. Satu porsi dim sum dihargai Rp 25 ribu dan teh Rp 28 ribu.
Bagi traveler yang mau ke wisata meriah Imlek ke sini, Pantjoran tea House sudah buka mulai pukul 07.00 WIB pagi. Hindarilah jam-jam makan siang, karena biasanya sudah ramai pengunjung. Terlebih saat akhir pekan yang didominasi oleh para ekspat. (sna/fay)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Tanduk Raksasa Ditemukan Warga Blora, Usianya Diperkirakan 200 Ribu Tahun