Iya, inilah Lawang Sewu yang jadi salah satu ikon Semarang. Berada di kawasan Tugu Muda, destinasi ini amat cocok dikunjungi dan instagramable saat menjelang malam. Seperti saat detikTravel ke sana menjelang Idul Fitri.
Wisatawan yang datang ke gedung Lawang Sewu Semarang untuk mencari suasana menyeramkan mungkin akan kecewa. Sejak dipugar mulai Juli 2011 lalu, kesan horor dan mistis di gedung peninggalan Belanda itu mulai hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat ini bangunan yang sudah ada sejak 1904 itu terlihat megah dengan arsitektur Belanda yang kokoh. Bahkan sekarang di halamannya sudah dihiasi dengan lokomotif C 2301 yang banyak digunakan pengunjung untuk berfoto.
Jika hanya ingin menikmati luar bangunan juga bisa. Trotoar yang luas dan cantik bisa jadi spot Anda hunting foto berlatar Lawang Sewu maupun Tugu Muda.
Tiket masuknya terjangkau Rp 10 ribu untuk orang dewasa dan Rp 5 ribu untuk anak-anak atau pelajar, pengunjung bisa berkeliling Lawang Sewu yang dibangun pada tahun 1904 hingga 1907itu. Jika ingin menambah pengetahuan tentang bangunan tua itu, bisa menyewa guide dengan membayar sekitar Rp 30 ribu.
![]() |
Pemugaran yang dilakukan sejak tahun 2011 itu masih pada gedung A dan gedung C yang difungsikan untuk Griya Nusantara yaitu untuk pameran batik dan kerajinan. Sementara itu lantai 3 gedung A yang saat ini masih terlihat seperti loteng luas, nantinya akan digunakan untuk ruang pameran lukisan.
Tidak hanya memugar dan mengembalikan keaslian gedung, pengelola juga berencana membuat lapangan bulu tangkis di lantai tiga gedung B. Jadi pengunjung juga bisa berolahraga di Lawang Sewu.
Untuk gedung C yang digunakan sebagain untuk kantor, rencananya akan digunakan seluruhnya untuk museum. Saat ini museum hanya ada di lantai 1 gedung C. Di sana pengunjung bisa melihat gambar dan sejarah tentang Lawang Sewu termasuk kondisi sebelum dipugar.
![]() |
Sementara itu lokasi yang terkenal paling horor di Lawang Sewu adalah ruang bawah tanahnya. Ruangan berupa lorong itu dikenal karena menjadi penjara saat zaman penjajah Jepang, padahal awalnya tempat tersebut sebenarnya adalah saluran air yang juga berfungsi sebagai pendingin ruangan di dalam gedung.
Gedung bangunan Belanda itu awalnya merupakan kantor Niederlands Indische Spoorweg Maatschappij dan bernama Wilhelminaplein. Kemudian digunakan oleh PT KAI yang dulu bernama DKARI. Lawang Sewu juga sempat menjadi kantor Kodam dan Kanwil Kementrian Perhubungan Jateng.
Sejak dipugar untuk pertama kalinya, jumlah pengunjung Lawang Sewu terus meningkat. Jika traveler mudik ke Semarang jangan lewatkan destinasi ini ya!
(msl/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol