Di sisi belakang Keraton Kasepuhan Cirebon di Cirebon, terdapat Lawang Sanga. Bangunan ini dulunya ikut andil dalam hal pengiriman upeti.
Situs Lawang Sanga atau bangunan yang memiliki sembilan pintu, berada di belakang Keraton Kasepuhan Cirebon. Ini merupakan salah satu bangunan bersejarah tentang sistem pengiriman upeti pada zaman kesultanan Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan situs Lawang Sanga didominasi warga putih dan merah. Sesuai namanya, situs Lawang Sanga memiliki sembilan pintu. Satu pintu berada di depan, empat pintu berada di samping, tiga pintu berada di belakang, dan satu pintu berada di tengah.
![]() |
Lurah Keraton Kasepuhan Cirebon Mohamad Maskun menceritakan Lawang Sanga memiliki fungsi sebagai syahbandar atau kanto pelabuhan. Ini tempat berlabuhnya perahu dan pintu masuk tamu atau utusan kerajaan-kerajaan di Nusantara pada zaman dulu.
"Jadi, waktu zaman kesultanan Cirebon dulu itu pengiriman upeti termasuk gerbang masuknya tamu melalui Lawang Sanga. Lokasinya pun di dekat sungai. Karena jalur laut itu dinilai aman waktu dulu," kata Maskun saat ditemui detikTravel di Keraton Kasepuhan Cirebon, Senin (10/9/2018).
Maskun mengaku tak tahu secara persis kapan Lawang Sanga tak difungsikan sebagai syahbandar. Menurutnya Lawang Sanga memiliki nilai filosofis yang tinggi. Jumlah pintu yang ada di Lawang Sanga, lanjut dia, menyimbolkan sembilan lubang yang ada pada tubuh manusia.
"Sembilan itu maknanya jumlah lubang yang ada pada manusia, lubang hidung, mulut, telinga, mata, dubur, dan kelamin. Artinya memiliki nilai filosofis soal kehidupan. Sembilan ini dianggap sebagai angka sempurna," ucap Maskun.
BACA JUGA: Kereta Kuno Simbol Kebhinnekaan di Cirebon
Lebih lanjut, Maskun mengatakan Lawang Sanga dibanjiri peziarah pada momen tertentu, seperti Maulid dan Kliwonan. Tak hanya itu, lanjut dia, pihak keraton selalu menggelar ritual pada bulan Suro di Lawang Sanga.
"Ritual sedekah bumi pada bulan Suro. Sedekah bumi itu mendoakan para leluhur. Peziarah selalu ada," ucap Maskun.
![]() |
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum