Salah satu desa wisata yang kini ramai dikunjungi wisatawan yakni Desa Menari, Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Keberadaan Desa Menari tersebut berada di lereng Gunung Telomoyo. Berada di dusun yang jauh dari pusat ibu kota Kabupaten Semarang, namun pengunjung berdatangan di desa wisata ini. Kelompok sadar wisata (Pokdawis) Desa Menari menawarkan beberapa paket wisata maupun pagelaran seni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Pokdawis Desa Menari Trisno mengatakan, awalnya desa ini diberi nama Desa Wisata Tanon, namun kalah pamor dengan di Sragen, ada nama Kecamatan Tanon yang lebih populer. Ketika itu, saat ada orang yang survei mau ke sini, namun justru telah sampai Solo maupun Sragen.
"Kemudian pada akhir 2012 bersama Bang Yos (aktivis pariwisata) mencari branding yang lebih pas dengan desa ini. Kemudian Desa Menari yang lebih pas dengan desa ini karena secara turun temurun warga sini pelestari kesenian tari rakyat," kata Trisno saat ditemui detikTravel di sela-sela memandu outbond di Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jumat (12/10/2018).
![]() |
Di Desa Menari ada 6 paket wisata yang ditawarkan, antara lain paket pembelajaran plus dolanan ndeso, paket wisata pembelajaran, paket dolanan ndeso plus, paket homestay 1 malam fun edukasi, paket homestay 1 malam fun plus edukasi dan paket homestay 2 malam plus edutainment.
Selain itu, masih ada yang ditawarkan yakni paket pagelaran seni. Adapun untuk peserta minimal 30 orang dengan harga per orang mulai Rp 95.000 sampai Rp 415.000, sedangkan paket pagelaran seni Rp 1,5 juta.
"Paket yang kami tawarkan antara lain dolanan ndeso, belajar membuat produk olahan, menginap, beternak, bertani yang diharapkan muncul inspirasi dari tamu-tamu hadir bisa mengambil semangat dari Dusun Tanon ini," kata Kang Tris yang alumni Psikologi UMS itu.
![]() |
Keberadaan Desa Wisata Desa Menari tersebut, diakui, meningkatkan perekonomian warga masyarakat setempat. Setelah adanya Desa Wisata kemudian muncul pemberdayaan Pasar Tiban yang berjualan warga setempat menjual produk olahan.
BACA JUGA: Wisata di Semarang & Sekitarnya yang Asyik Untuk Mahasiswa
Produk olahan yang dijual tersebut antara lain sabun susu, keripik adas dan lainnya. Pengunjung maupun tamu yang datang pun terkadang membeli oleh-oleh, sayuran maupun produk olahan dari warga.
"Kami pernah menghitung rata-rata yang ikut memandu maupun lainnya saat tamu datang bisa memberi nilai tambah sekitar 15 persen. Kemudian, setahun sekali SHU dari Pokdarwis dibagi rata untuk 37 KK warga Dusun Tanon. Biasanya dibagi saat saparan," ujarnya.
Kemudian pada, Jumat (12/10), sekitar 97 siswa kelas VIII SMP Kristen YSKI Kota Semarang dengan didampingi beberapa guru mengadakan outdoor learning atau pembelajaran luar kelas di Desa Menari.
![]() |
"Outdoor learning atau pembelajaran luar sekolah di sini banyak kegiatannya memainkan tradisional, kesenian, latihan gamelan dan membuat sabun. Yang dilakukan para siswa ini sebelumnya tidak diperoleh di kelas. Kegiatan ini dilangsungkan sehabis UTS," kata Natalia Damayanti, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Kristen YSKI.
Sementara itu, salah seorang siswi SMP Kristen YSKI Selina Novelita mengaku, senang dan menarik saat mengikuti outbond karena banyak yang bisa dipelajari.
"Tadi main gobak sodor sangat seru, kami harus bekerja sama dengan teman. Kami ke sini bisa belajar hal-hal baru," tuturnya.
Simak video Terekam Kamera Warga, Monyet Serang Lahan Pertanian di Semarang
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan