Memanfaatkan kondisi geografis yang masuk dalam kawasan Gunung Sewu, Gunungkidul saat ini memiliki destinasi wisata yang sarat dengan nilai edukasi bagi para pengunjungnya. Destinasi tersebut bernama Etalase Taman Batu.
Etalase Taman Batu menyimpan ratusan koleksi batuan serta fosil yang diperoleh dari kawasan Gunung Sewu. Penasaran, detikTravel pun melakukan perjalanan ke Etalase Taman Batu yang terletak di Dusun Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampainya di simpang tiga Mulo, traveler diharap mengambil arah ke timur. Nantinya, setelah berjalan beberapa ratus meter ke arah timur, traveler akan menemukan Etalase Taman Batu yang berada di sebelah selatan Jalan tersebut.
![]() |
Sesampainya di destinasi wisata ini, wisatawan disambut sebuah batu dengan ukuran besar. Setelah didekati, batu tersebut berjenis Chalcedony. Hal itu bisa dipastikan karena di depan batu tersebut terdapat semacam prasasti yang terbuat dari bahan semen, di mana dalam prasasti itu berisi penjelasan mengenai batu besar tersebut.
Melangkah lebih jauh, tampak puluhan batu tertata dengan rapi baik di sisi timur dan barat. Tak hanya batuan saja, beberapa bongkah fosil kayu juga terpajang di kawasan yang dipenuhi pohon perindang ini.
Setelah berjalan lebih jauh, ada sebuah bangunan yang merupakan Etalase Taman Batu. Masuk ke dalam bangunan tersebut, disuguhkan ratusan batu dari berbagai jenis yang tersusun rapi di dalam etalase kaca maupun di dalam sebuah kotak display dari bahan kaca.
Seorang pria dengan mengenakan kemeja hitam kombinasi kuning menyambut dan mempersilahkan untuk melihat-lihat koleksi batu dan fosil di Etalase Taman Batu. Namun sungguh sangat disayangkan, destinasi wisata tersebut masih jauh dari kata ramai, bahkan terkesan sunyi.
"Ya sepi gini kalau hari biasa, biasanya ramai kalau akhir pekan, hari Sabtu atau Minggu itu. Biasanya yang datang rombongan, terakhir yang datang itu rombongan dari Raja Ampat dan Semarang," ujar Sofyan (31), salah satu penjaga di Etalase Taman Batu saat ditemui detikTravel, Selasa (13/11/2018).
"Kebanyakan pelajar dan mahasiswa yang datang, terakhir itu rombongan dari mahasiswa UNNES (Universitas Negeri Semarang)," imbuhnya.
Disinggung lebih dalam, Sofyan menyebut sepinya pengunjung karena Etalase Taman Batu merupakan destinasi wisata edukasi. Selain itu, sepinya pengunjung di hari biasa dikarenakan Taman tersebut masih dalam proses pengembangan pada bagian outdoor (Luar), yakni pemasangan plang yang nantinya berisi penjelasan untuk masing-masing batu yang dipajang.
BACA JUGA: Canggih! Sekarang Ada Kampung Batik Siberkreasi di Gunungkidul
Kendati masih dalam taraf pengembangan, status Etalase Taman Batu saat ini telah dibuka untuk masyarakat umum. Selain itu, pihaknya juga belum mengenakan tarif untuk pengunjung yang hendak masuk ke Taman tersebut.
"Kalau tempat ini (Etalase Taman Batu) dibangun sejak tahun 2015, pengumpulan batunya juga bertahap. Sampai sekarang jumlah koleksi batunya ada sekitar ratusan dan terdiri dari puluhan jenis (Batu)," ujarnya.
![]() |
Ditambahkan Sofyan, beberapa hal menarik sempat mewarnai terkait proses pengumpulan koleksi batu dan fosil. Disebutkannya, hal menarik itu salah satunya adalah proses peletakan batu besar di depan gerbang masuk. Di mana untuk meletakkan batu tersebut sempat mengalami kesulitan, bahkan tali baja pada alat berat yang digunakan sempat putus beberapa kali.
"Yang batu besar di luar itu (Batu jenis Chalcedony) kan dari (Kecamatan) Ponjong. Dulu pas mau ditaruh di situ (Depan gerbang masuk) sulit sekali sampai talinya (pada alat berat) putus. Tapi anehnya kalau setelah maghrib itu bisa diangkat," katanya.
Selain itu, beberapa orang sempat sengaja datang hanya untuk menawar batu milik koleksi Etalase Taman Batu. Bahkan pekan lalu hal tersebut terulang kembali.
"Yang rombongan dari Semarang kemarin (pekan lalu) kan mahasiswa sama dosen. Nhah, dosennya itu bingung kok salah satu batu yang diperlukan kampusnya untuk penelitian ada di sini (Etalase Taman Batu). Karena itulah mau dibeli sama dosen itu untuk penelitian di Kampusnya," ujarnya.
"Karena bukan punya saya, ya saya arahkan untuk tanya ke Dinas Pariwisata (Kabupaten Gunungkidul) saja biar tahu dari mana dapatnya," lanjutnya.
![]() |
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!