Destinasi Baru Buat Belajar Budidaya Kaktus & Anggrek di Bandung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Destinasi Baru Buat Belajar Budidaya Kaktus & Anggrek di Bandung

Rachmadi Rasyad - detikTravel
Senin, 03 Des 2018 21:55 WIB
(Rachmadi Rasyad/detikTravel)
Bandung - Ada satu destinasi baru yang bisa traveler kunjungi di Bandung buat belajar budidaya kaktus dan juga bunga anggrek. Namanya Rumah Bunga Rizal. Seperti apa?

Tanaman hias jenis anggrek dan kaktus menghiasi objek wisata Rumah Bunga Rizal yang terletak di Jalan Maribaya Km 2,4, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di samping Kebun Begonia.

Anggrek dan kaktus yang terdapat di sana terdiri dari berbagai spesies yang bibitnya diimpor langsung dari negara-negara di Amerika Latin dan Asia. Dari pantauan detikTravel, tanaman anggrek dan kaktus berada di tempat terpisah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Letak tanaman anggrek berada di dekat kedai kopi yang letaknya berada di depan. Di sana, terdapat pula laboratorium yang digunakan untuk memproduksi spesies anggrek terbaru. Sementara itu, letak tanaman kaktus berada di samping taman luas yang berada di bagian belakang.

Tanaman kaktus dan anggrek di Rumah Bunga Rizal diletakkan ke dalam pot dengan bentuk yang unik dan ditata dengan begitu rapi sehingga terlihat indah dan membuat pengunjung betah untuk berfoto atau sekadar menghabiskan waktu di sana.

Selain bisa melihat beragam tanaman anggrek dan kaktus, pengunjung pun bisa membeli tanaman tersebut yang harganya variatif mulai dari 5.000 ribu hingga 10.000.000 juta. Kaktus yang berharga 10.000.000 juta diimpor langsung dari Meksiko.

Pemilik Rumah Bunga Rizal, Rizal Diaafarer (Rachmadi Rasyad/detikTravel)Pemilik Rumah Bunga Rizal, Rizal Diaafarer (Rachmadi Rasyad/detikTravel)


Pemilik Rumah Bunga Rizal, Rizal Diaafarer menuturkan minat untuk mendalami jenis tanaman anggrek dan kaktus secara otodidak bermula sejak berada di bangku perkuliahan. Sementara Rumah Bunga Rizal pertama kali dia dirikan di tahun 1979.

Pada mulanya, dia mengaku konsep yang diusungnya yaitu berupa kebun produksi. Namun saat ini konsep tersebut mulai beralih pada kebun edukasi bahkan ke depannya akan menjadi kebun rekreasi.

"Berawal dari hobi dari tahun 1979. Awalnya konsep yang saya usung kebun produksi, bukan wisata kebun edukasi. Kemudian melebar sedikit jadi kebun edukasi," kata dia, Jumat (30/11/2018).

Saat ini, terdapat ribuan tanaman anggrek dan kaktus dengan macam spesiesnya di sana. Rizal pun mengaku tidak mengetahui dengan pasti jumlah tanaman miliknya.

Rizal mengaku bahwa pembudidayaan tanaman kaktus lebih mudah dibanding anggrek karena kaktus bisa bertahan dalam kondisi apapun.

"Tanaman itu (kaktus) termudah karena mampu beradaptasi di mana saja. Selain itu, kaktus itu relatif mudah karena tanaman itu tahan kekeringan tanpa disiram tiga sampai empat bulan pun masih hidup. Di sini ada kaktus yang usianya mencapai 33 tahun," jelas dia yang mengaku sebagai orang pertama yang memasukkan tanaman kaktus ke Indonesia tahun 1974.

Rizal menjelaskan bahwa ada dua cara pembibitan tanaman kaktus yakni generatif dan vegetatif. Kedua cara pembibitan tersebut, kata dia, berbeda dalam proses maupun waktunya.

Rizal juga mengatakan jika kaktus merupakan tanaman yang memilki manfaat bagi makhluk hidup, baik bagi manusia, tumbuhan, dan tanaman. Bagi manusia, jika diolah kaktus merupakan tanaman herbal yang bermanfaat bagi penyembuhan penyakit kanker hingga diabetes.

"Yang mengagumkan, kaktus bukan hanya bertahan, juga mengikhlaskan dirinya untuk berbagi kepada makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Ketika musim kemarau, semua binatang dan tanaman mati dan kehausan. Mereka mengambil air dari tanaman kaktus ini. Manfaat tanaman ini juga banyak, selain sebagai tanaman hias yang dipandang juga sebagai tanaman herbal," ucap dia.

Tanaman kaktus (Rachmadi Rasyad/detikTravel)Tanaman kaktus (Rachmadi Rasyad/detikTravel)


Sementara itu, sambung dia, tanaman anggrek jauh lebih sulit pembudidayaannya yang meliputi tiga hal yakni menyiapkan media tanam, meletakkan tanaman, hingga menyiram tanamannya. Ketiga proses tersebut, kata dia, harus dilakukan sesuai prosedur agar anggrek mampu bertahan hidup lama. Anggrek diketahui mampu bertahan hidup selama sepuluh hingga lima belas tahun.

"Jadi teknis budi daya anggrek itu meliputi tiga hal mulai dari mempersiapkan media tanam ini ada banyak pilihan menggunakan serabut kelapa, arang, akar pakis, kulit kayu, tapi saya lebarkan lagi untuk mempertahankan nilai artistik. Kemudian, menanam atau meletakkan tanaman. Dan terakhir menyiram," ungkap alumni IKIP Bandung jurusan Arsitektur ini.

Salah seorang pengunjung, Jaka (24) mengaku senang bisa berkunjung ke objek wisata Rumah Bunga Rizal karena terdapat berbagai jenis anggrek dan kaktus serta bisa banyak memperoleh ilmu mengenai tanaman tersebut.

"Menurut saya objek wisata di Rumah Bunga Rizal itu sudah cukup menarik, ya. Mulai ada anggrek sampai kaktus. Juga di sini ada kedai kopi dan berbagai jenis makanan. Cukup nyaman dan menyenangkan lah untuk berkunjung ke sini," kata dia. (wsw/aff)

Hide Ads