Serunya Naik Gunung Burangrang, Rimba Tempat Latihan Kopassus

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Serunya Naik Gunung Burangrang, Rimba Tempat Latihan Kopassus

Muhammad Idris - detikTravel
Rabu, 12 Des 2018 21:15 WIB
Foto: Mendaki Gunung Burangrang (Muhammad Idris/detikTravel)
Bandung Barat - Gunung Burangrang di Jabar begitu menarik buat didaki. Gunung dengan hutan yang rimbun ini pun seringkali menjadi lokasi latihan Kopassus.

Tangkuban Perahu sudah terkenal sebagai destinasi wisata di sekitar Bandung, tapi tak demikian halnya dengan Burangrang. Meski bertetangga, Burangrang relatif kurang populer, termasuk sebagai kawasan yang diincar para pendaki gunung.

Dengan ketinggian 2.050 mdpl, Burangrang merupakan gunung api mati yang berada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Purwakarta. Gunung ini menjadi bagian dari rangkaian pegunungan purba seperti Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Bukit Tunggul yang terbentuk dari sisa letusan Gunung Sunda Purba zaman prasejarah yang membentuk cekungan mangkuk Bandung Raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika didasarkan dari legenda turun menurun, perahu yang ditendang Sangkuriang konon berubah jadi Tangkuban Perahu. Nah Burangrang ini berasal dari sisa batang kayu yang dilempar oleh Sangkuriang yang marah karena gagal menikahi ibu kandungnya.

(Muhammad Idris/detikTravel)(Muhammad Idris/detikTravel)
Hutan kedua gunung bertetangga ini saling sambung menyambung, menciptakan lembah luas, hutan yang masih perawan di antara kedua puncaknya. Hutan lebat di lereng Burangrang akan terlihat sangat jelas saat melewati Tol Cipulang selepas Padalarang atau setelah KM 100.

detikTravel pekan lalu mencoba melakukan pendakian Burangrang via Legok Haji yang notabene merupakan jalur tercepat menuju puncak. Dua jalur lainnya yakni Pos Komando dan Panheotan di mana masing-masing jalur tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Burangrang sendiri seringkali dipakai untuk latihan perang maupun survival pasukan Kopassus. Jangan heran jika di tengah hutan belantara ini, kerap terdengar letusan senjata api dan bom yang bersahutan pada saat-saat tertentu.

(Muhammad Idris/detikTravel)(Muhammad Idris/detikTravel)
Nah, di Legok Haji, jangan bayangkan pendakian Burangrang seperti destinasi pendakian pada umumnya. Jalur pendakian yang masuk kawasan Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua ini tak memiliki basecamp resmi. Selain itu, tak ada papan petunjuk resmi yang menunjukkan tempat pendakian. Sehingga pendaki harus bertanya kepada warga sekitar untuk mencapainya.

Jalur pendakian ke puncak Burangrang di Legok Haji sebenarnya merupakan jalan yang biasa dipakai untuk trek motor trail ke hutan Perhutani. Pendaki bisa mendaftar dan menitipkan kendaraan pada warung makan yang dikelola warga sekitar dengan tarif Rp 10.000.

Hutan pinus dan semak belukar sepanjang 2 kilometer jadi etape pertama yang bisa dilahap pendaki sebagai pemanasan sebelum trek menanjak sesungguhnya. Jangan salah, meski tingginya hanya 2.050 mdpl, Burangrang termasuk sebagai gunung yang kurang ramah untuk pemula. Sebaiknya pendaki menggunakan celana dan kaos panjang serta penutup kepala, lantaran banyak tanaman berduri tajam dan gatal di trek awal.

Bagi pendaki, butuh setidaknya sejam perjalanan mencapai vegetasi hutan padat berlumut selepas semak belukar yang sedikit menanjak. Lantaran belum terkelola dengan baik, tak ada pos peristirahatan resmi di sepanjang jalur Burangrang. Namun begitu, ada beberapa penunjuk arah ke puncak yang dipasang di beberapa persimpangan agar pendaki tak tersesat.

Selepas trek pertama, pendaki menemui jalur semakin menjadi-jadi. Sepanjang jalur Legok Haji merupakan trek menanjak dengan kemiringan 60-80 derajat. Jalanan licin serta pohon tumbang, membuat kaki sulit menemukan pijakan yang pas. Beberapa tanjakan bahkan terpaksa dilewati dengan jongkok maupun merangkak.

Pendakian Gunung Burangrang (Muhammad Idris/detikTravel)Pendakian Gunung Burangrang (Muhammad Idris/detikTravel)
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, barulah pendaki bisa menemukan batas vegetasi di mana sinar matahari tak lagi tertutup lebatnya hutan. Sepanjang jalur menuju puncak ini, treknya terbilang landai. Mata sangat dimanjakan pemandangan Kota Bandung di selatan dan hiruk pikuk Purwakarta di sisi utara. Jika cuaca sedang baik, mata bisa menerabas jauh hingga Waduk Cirata di Barat Daya.

Di jalan menuju puncak ini pula, jurang menganga bisa ditemui di kiri-kanan jalan setapak yang lebarnya tak sampai setengah meter. Selanjutnya, pendaki hanya perlu menaiki trek berbatu hingga ke puncak Burangrang.

Tugu di puncak Burangrang (Muhammad Idris/detikTravel)Tugu di puncak Burangrang (Muhammad Idris/detikTravel)
Puncak Burangrang sendiri hanya berupa tanah lapang seluas lapangan badminton yang ditandai sebuah tugu berkelir putih merah dengan ketinggian 2 meter. Tak jauh dari tugu, terdapat pula sebuah prasasti penanda batas wilayah Bandung Barat dengan Purwakarta.

Umumnya, pendaki akan mendirikan tenda untuk menginap di tanah lapang tersebut. Saat cuaca tak berkabut, keindahan Situ Lembang bisa tampak jelas dari puncak Burangrang.

Penanda batas wilayah Bandung Barat dengan Purwakarta (Muhammad Idris/detikTravel)Penanda batas wilayah Bandung Barat dengan Purwakarta (Muhammad Idris/detikTravel)

Cara ke sana:

Tak tersedia angkutan umum untuk mencapai di Desa Pasirlangu. Ada beberapa angkot yang melayani rute dari Kota Cimahi dan Bandung Barat menuju Sekolah Polisi Negara (SPN), yang jadi pemberhentian paling dekat dengan Legok Haji. Salah satunya angkot yang menuju langsung ke Stasiun Cimahi. Dari SPN yang berdampingan dengan Pasar Cisarua ini, pendaki bisa menumpang mobil bak terbuka atau menyewa ojek di sekitar pasar menuju Pasirlangu.

Jika menggunakan kendaraan pribadi, bisa melewati ruas Jalan Raya Cimahi sebelum kemudian berbelok ke Jalan Kolonel Masturi. Sampai di SPN, pendaki tinggal masuk ke jalan pasar dan berbelok ke kanan mengikuti arah jalan menuju Pasirlangu. (idr/krn)

Hide Ads