Di puncak Gunung Kalong, berdiri Vihara Avalokitesvara Sri Kukus Redjo. Sejak didirikan pada tahun 1965 oleh DjojoSoperapto, Vihara Gunung Kalong mengawinkan tradisi Jawa dengan Tionghoa.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Warno, penjaga vihara yang sudah puluhan tahun mengabdikan diri di Vihara Gunung kalong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vihara ini berada di ketinggian 472 meter (Aji/detikTravel) |
"Kami hanya melakukan sembahyang dan refleksi saat tengah malam. Ibadah dipimpin Suhu Thwan dan diikuti umat vihara," papar Warno.
Tonton video: Jelang Imlek, Pernak-pernik Babi dan Kue Keranjang Laku Keras
Di vihara yang memiliki tuan rumah Mak Co Kwan Im ini, perayaan besar akan dilaksanakan pada hari lahir Dewi Kwan Im. Pada saat itu, umat akan berbondong-bondong ke Vihara dan mengadakan selamatan.
"Nanti pada Hari ke 19 Bulan keenam La Gwe Cap Kaw tiba, kami akan menggelar selamatan dan doa bersama. Kami percaya hari itu sebagai hari kesempurnaan, biasanya acara ibadah akan diikuti ratusan umat dari berbagai daerah," jelas Warno sembari menata ruang yang akan digunakan ibadah sembahyang Imlek malam nanti.
Patung Dewa-dewi di dalam vihara (Aji/detikTravel) |
"Yang jelas memaknai pergantian tahun, dengan sembahyang dan refleksi akan semakin meningkatkan keimanan. Sebab dengan begitu, umat dapat memulai tahun baru dengan kesadaran kuat untuk berbenah ke arah yang lebih baik," tandas Warno. (rdy/rdy)












































Vihara ini berada di ketinggian 472 meter (Aji/detikTravel)
Patung Dewa-dewi di dalam vihara (Aji/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Fadli Zon: Banten Sudah Maju dan Modern Sebelum Bangsa Eropa Datang
Kata Jokowi soal Whoosh Bikin Rugi: Itu Investasi
Whoosh Diterpa Dugaan Korupsi, KPK: Pengusutan Tidak Ganggu Operasional