Seperti apa latihannya?
Alunan musik gamelan rancak terdengar dari Banjar Jematang, Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat, Minggu (3/2/2019) malam. Terlihat sejumlah anak-anak duduk bersila mengelilingi seorang pengendang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih seneng main gamelan daripada game, karena lebih bermanfaat. Main reong itu susah-susah gampang," cetus Dewa.
![]() |
Dia juga mengaku bersemangat latihan gamelan karena dilibatkan untuk iringan pawai ogoh-ogoh Bima Bhaksa yang dibuat para seniornya di Banjar. Apalagi, Dewa mengaku mengidolakan tokoh Bima yang berhasil mengalahkan raksasa kembar Rukmuka dan Rukmakala itu.
"Seneng, ogoh-ogohnya bisa muter. Paling suka Bima karena pemberani," cetusnya.
Ogoh-ogoh Banjar Jematang ini memiliki tinggi 4,5 meter dan berbobot sekitar 300 kg. Uniknya ogoh-ogoh ini bisa berputar dan bergerak-gerak menggunakan sensor suara dari ponsel yang disambungkan dengan bluetooth.
![]() |
Misalnya dengan perintah 'Hidupkan Bima' kepala Bima itu bisa bergerak menoleh ke kanan dan kiri. Begitu juga dengan perintah 'putar' ogoh-ogoh itu bisa berputar hingga 360 derajat.
"Pembuatannya mulai 4 Desember hingga 27 Februari, dibuat sama Seka Teruna Satwika dibantu anak-anak juga. Mereka bantu nempel kertas koran, sama gamelan biar sejak kecil ada kecintaan sama kegiatan Banjar dan (budaya) ogoh-ogoh," ujar Ketua Panitia Ogoh-ogoh Banjar Jematang, AA Ngurah Tresna Adnyana.
Seperti Dewa, anak-anak lainnya juga antusias menanti pawai ogoh-ogoh yang bakal digelar Rabu (6/3) mendatang. Seperti tahun sebelumnya, pawai ogoh-ogoh di Kota Denpasar akan dipusatkan di titik nol kilometer atau Patung Caturmuka. (ams/msl)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar