Mamalia bersayap ini menjadi atraksi tersendiri di kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kapal-kapal mengepung Pulau Kalong, mengantar para turis pemburu senja.
Kamis (28/2/2019), pukul 17.00 WIB, perahu-perahu mulai melego jangkar di perairan sekeliling Pulau Kalong. Para turis mancanegara berdiri di atas kapalnya masing-masing, menantikan atraksi sore ini. Kapal yang kami tumpangi juga merapat ke dekat pulau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia hapal gerak-gerik kelelawar di pulau ini. Kadang ada satu burung yang lewat di atas pulau sebelum para kelelawar berhamburan. Burung itu disebutnya seperti membangunkan para kelelawar supaya pergi mencari makan.
![]() |
Dari jarak 80 meter, pulau itu lebih menyerupai kumpulan pohon bakau yang rapat ketimbang daratan kecil. Di belakangnya, matahari mulai mendekati garis cakrawala. Kapal-kapal semakin banyak yang berdatangan, sudah ada tujuh kapal jelang matahari terbenam.
Turis-turis mulai iseng. Ada yang meloncat dari atap kapal ke laut, ada pula yang berjemur santai. Sebagian dari mereka menggunakan teropong binokular mengamat-amati pergerakan di pulau yang hijau ini.
Burung camar melintasi kapal kami, membuat bertanya-tanya apakah burung ini yang akan membangunkan para kalong. Ternyata kalong belum bangun juga.
![]() |
Di suasana seindah ini, kalong-kalong mulai bangun. Mereka muncul dari rimbunnya bakau. Mulanya hanya belasan saja, berlanjut menjadi puluhan, puluhan menjadi ratusan, tembus ribuan, dan tak terhitung lagi.
Setengah jam berlalu, Pulau Kalong tak berhenti menyemburkan ribuan mamalia bersayap. Seolah ini tidak ada habisnya. Kalong dengan pelbagai ukuran terbang mencari makan berupa buah-buahan hingga sari bunga.
![]() |
Pukul 18.40 WITa, matahari sudah tenggelam sepenuhnya. Pasukan kalong terus saja muncul dari pulau. Subuh nanti, mereka baru pulang ke pulau yang berada di antara Rinca dan Papagarang ini.
Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva. (msl/rdy)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan