Dalam kampanyenya di Jakarta Utara kemarin, Sandiaga Uno berjanji akan mengoptimalkan wisata religi di Jakarta Utara. Karena menurutnya, pengembangan sektor wisata di kawasan Jakut penting untuk membangkitkan ekonomi masyarakat.
Tahukah traveler, bahwa telah ada beberapa destinasi wisata religi yang populer di Jakarta Utara. Berikut dirangkum detikcom, Selasa (26/3/2019) destinasi wisata religi yang telah populer di kalangan wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Gereja Tugu berada di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Gereja ini telah ada semenjak tahun 1678. Sejarahnya oorang Portugis yang menjadi tahanan Belanda dari Malaka melakukan ibadah di Gereja Sion yang ada di darah kota. Namun karena merasa tidak bebas, para leluhur Tugu pun melarikan diri ke Kampung Tugu yang dulunya masih hutan dan rawa.
Atas inisiatif dari Pendeta Melchior Leydecker, dibangunlah gereja pertama di sana pada tahun 1678 yang konon berlokasi di Gereja HKI Tanjung Priok yang berada tidak jauh. Namun karena faktor usia, perlahan bangunan itu rusak di digantikan oleh Gereja Tugu yang ada kini.
Pada tahun 1740, bangunan Gereja Tugu mengalami perusakan saat pemberontakan etnis Tionghoa. Gereja pun sempat dibakar. Barulah pada tahun 1744, Gereja Tugu dibangun kembali dan selesai pada tahun 29 Juli 1747. Setelah selesai, Gereja Tugu diresmikan pada tanggal 27 Juli 1748 oleh pendeta J.M. Mohr.
Selain ibadah, pengunjung juga bisa melihat Sejumlah peninggalan sejarah di Gereja Tugu yang tidak berubah dan masih ada hingga kini. Contohnya seperti piala yang digunakan untuk misa, mimbar hingga engsel pintu yang tidak berubah.
2. Masjid Sunter
![]() |
Masjid di Sunter ini dulu sempat viral karena mirip dengan Taj Mahal di India. Masjid ini bernama Masjid Ramlie Musofa berada di Jalan Danau Sunter Selatan Blok I 10 no.12 C.
Masjid ini dibangun sejak 2011 dan diresmikan oada 15 Mei 2016. Berkunjung ke sini, traveler akan disuguhkan oleh arsitektur masjid nan megah dan dominasi warna putih pada bangunan. Juga kamu nanti akan berasa sedang di Agra, India. Karena masjid ini memiliki penampilan yang tidak jauh beda dengan Taj Mahal.
Secara teknis, masjid dengan empat lantai ini memiliki ketinggian 35 meter serta kapasitas sekitar 1.000 jamaah. Tak tanggung-tanggung, bahan marmer yang menghiasi masjid seluas 2.000 meter ini pun kabarnya didatangkan langsung dari Italia dan Turki.
Tidak hanya megah dari luar, dari dalam pun kamu akan terpukau. Ruang salat pun memiliki interior yang menawan, serta terdapat beberapa pilar, lampu pujar dan kubah bertuliskan Allah yang tampak jelas. Suasananya pun sejuk dan menenangkan hati.
3. Masjid Keramat Luar Batang
![]() |
Masjid Keramat Luar Batang berada di kawasan Pejaringan, Jakarta Utara. Sesuai namanya, terdapat kisah sekaligus misteri tentang keberadaan masjid ini lho.
ADapun ceritanya bermula dari Habis Husein, yang datang dari Yaman menuju Jakarta apda awal abad 18 untuk menyiarkan Islam. Di tahun 1756, Habis Husein pun meninggal dan jenazahnya pun dikembalikan ke Yaman. Namun sampai di Yaman dan hendak dimakamkan, jenazahnya tidak ada.
Ternyata jenazahnya Habib Huseim ada di dalam kamarnya, yang sekarang menjadi makamnya di komplek masjid. Orang yang takjub kemudian menceritakan peristiwa jenazah keluar dari kurung batang ini, hingga akhirnya disebut "luar batang".
Tak ayal, asal muasal nama masjid satu lantai ini menarik perhatian masyarakat. Banyak dari mereka yang datang untuk berziarah ke makam habib juga makam muridnya yang bersebelahan, KH Abdul Kadir. Ia adalah seorang Tionghoa yang memeluk Islam setelah berguru pada Habib Husein.
4. Makam Mbah Priok
![]() |
Makam Mbah Priok merupakan cagar budaya yang diresmikan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan termasuk ke dalam kawasan yang dilindungi.
Mbah Priok memiliki nama asli Habib Hasan Al Haddad, saalh satu penyiar Islam di tanah Betawi. Setelah dia meninggal, makamnya pun ramai dikunjungi oleh para peziarah smpai sekarang.
Terdapat beberapa kisah yang berhubungan dengan Makam Mbah Priok ini. Dulu, pada masa penjajahan pemerintah Belanda ingin membangun pelabuhan di Pondok Dayung, dekat pusara Mbah Priok. Namun, mereka selalu gagal memindahkan makam, bahkan petugas Belanda sampai jatuh sakit.
Orang Belanda juga melihat ada sosok putih berjubah memegang tasbih, lalu mereka mencari orang yang bisa berkomunikasi dengan sosok itu. Setelah adanya komunikasi, barulah makam tersebut bisa dipindahkan.
Begitu juga saat sengketa tanah yang meliputi kawasan Makam Mbah Priok. Saat terjadi kerusuhan, hal ghaib pun terjadi. Beberapa orang petugas melihat sosok tinggi berjubah putih dan juga burung hud melempar batu.
(sym/aff)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol