Tanah Belanda di Tepi Kota Cimahi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tanah Belanda di Tepi Kota Cimahi

Yudha Maulana - detikTravel
Senin, 01 Apr 2019 23:10 WIB
Makam Belanda di Cimahi (Yudha Maulana/detikcom)
Cimahi - Liburan ke Cimahi, ada satu tempat menarik yang bernama Ereveld Leuwigajah. Inilah tanah yang dihibahkan kepada Belanda sebagai makam para prajurit perang.

Kota Cimahi menyimpan segudang sejarah perjalanan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah Ereveld Leuwigajah atau Makam Kehormatan Belanda, yang mencerminkan sejarah Indonesia dan Belanda di Asia Tenggara.

Gerbang hitam dengan lambang Groot Rijkswapen atau Lambang Agung Kerajaan Belanda yang berwarna emas berdiri kokoh di depan makam. Di atasnya tertulis Ereveld Leuwigajah dengan warna yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah melewati gerbang, mata Anda akan tertuju pada ribuan makam yang berderet rapi dengan warna nisan yang serupa, putih dengan rumput hijau yang membentang seperti karpet.

Yang membedakan hanyalah bentuk nisan yang diurutkan berdasarkan keyakinan yang dipeluk oleh pengisi makam dan makam massal.

Di dalam nisan tertera nama-nama orang Belanda maupun Indonesia beserta tahun mereka dikuburkan. Namun, di antara papan tersebut ada yang ditulis Onbekend atau jenazah yang tak dikenal.

Di Ereveld bersemayam 5.000 jasad korban perang yang gugur selama Perang Dunia Kedua dalam pertempuran melawan tentara Jepang (1941-1945) dan selama masa revolusi Pascaperang Kedua (1945-1949).

Di sana juga dimakamkan paramiliter yang bertugas sebagai Tentara Angakatan Darat Kerajaan Belanda dan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL).

Tanah Belanda di Tepi Kota CimahiFoto: (Yudha Maulana/detikcom)


"Mereka yang dimakamkan adalah mereka yang meninggal di kamp konsentrasi, tidak ada tokoh yang menonjol di sana, (makam) semuanya kami perlakukan sama tanpa kasta," kata pengurus Ereveld, Franky H Tuhumury saat dijumpai detikcom di kantornya, Senin (1/4/2019).

Kendati begitu, di antara deretan makam tersebut bersemayam sosok arsitek Hindia Belanda, H.T Karsten yang menjadi perancang 11 kota di Indonesia. Perancang yang mahsyur itu menghembuskan nafas terakhirnya di Cimahi.

BACA JUGA: Tempat Plesiran Orang Belanda Zaman Dulu di Cimahi

Franky mengatakan, Ereveld Leuwigajah didirikan pada 20 Desember 1949 di bawah kepengurusan yayasan Oorlogsgravenstichting (OGS) dengan tanah yang dihibahkan Pemerintah Indonesia kepada Kerajaan Belanda.

Awalnya ada 22 Ereveld yang tersebar di seluruh Indonesia, namun antara tahun 1960 dan 1970 banyak korban perang di Ereveld di luar Jawa seperti dari Muntok, Padang, Tarakan, Medan, Palembang dan Balikpapan dimakamkan di Jawa.

"Dulu tidak sebanyak ini, karena pemindahan itu agar mengurangi jumlah Ereveld, sekarang hanya tinggal tujuh," ujar Franky.

Tanah Belanda di Tepi Kota CimahiFoto: (Yudha Maulana/detikcom)


Tiap tahun pada 15 Agustus bendera Indonesia dan Belanda di atas tiang sebagai bentuk peringatan perang dunia kedua.

"Banyak orang Indonesia dan Belanda yang datang ke sini, untuk mengetahui jejak leluhur mereka," katanya. (bnl/aff)

Hide Ads