Ini Baru Beda, Ngabuburit di Lorong Peninggalan Belanda

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Baru Beda, Ngabuburit di Lorong Peninggalan Belanda

Arbi Anugrah - detikTravel
Kamis, 09 Mei 2019 17:20 WIB
Lorong Blothong di Banyumas (Arbi Anugrah/detikcom)
Banyumas - Ngabuburit yang asyik dilakukan warga Banyumas. Mereka berkunjung ke lorong sejarah peninggalan Belanda. Sudah ada sejak tahun 1839 lho!

Banyak cara yang bisa dilakukan warga Banyumas untuk menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit. Seperti destinasi wisata Lorong Blothong di Grumbul Jengkonang, Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor yang baru dibuka pada Senin (6/5) lalu.

Lorong Blothong sendiri berada di belakang bekas pabrik gula Kalibagor dan merupakan lorong peninggalan jaman Belanda yang digunakan sebagai pembuangan limbah semasa pabrik gula Kalibagor masih aktif. Oleh masyarakat sekitar lorong tersebut dikenal sebagai bekas pembuangan Limbah (blothong) atau limbah pengolahan pabrik gula yang dicampur belerang dan kapur untuk memutihkan gula.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lorong atau terowongan Blothong adalah lorong sungai bawah tanah yang dibangun pemerintah Belanda pada tahun 1839 yang dulu berfungsi untuk membuang limbah pabrik atau blothong," kata Sumadi, Ketua Umum Paguyuban Wisata Jengkonang kepada wartawan, Kamis (9/5/2019).

 (Arbi Anugrah/detikcom) (Arbi Anugrah/detikcom)


Dia mengatakan, pada masa pendudukan Jepang, terowongan itu digunakan untuk berlindung khususnya ketika ada tanda bahaya. Lorong Blothong merupakan peninggalan bersejarah, benda cagar budaya, yang letaknya berada di tanah warga.

Di tahun 2019 oleh warga digali dan dibuka, kemudian dipugar sebagai cagar budaya serta dimanfaatkan untuk kegiatan wisata agar dapat disaksikan masyarakat untuk generasi yang akan datang sebagai salah satu bentuk sejarah bangsa.

"Awal mula gagasan dari seseorang untuk merubah pola hidup masyarakat. Di sini ada potensi yang ada sejak jaman Belanda dan memfungsikan peninggalan jaman Belanda bersama-sama untuk membangkitkan dan menghasilkan nilai ekonomis," ujarnya.

Agar lebih menarik, lorong yang mempunyai panjang 80 meter dengan lebar dua meter dan tinggi 1,5 meter itu dikelola secara swadaya masyarakat di 5 RT yang berada di RW 02, Grumbul Jengkonang. Agar lebih menarik, lorong tersebut diberikan lampu hias warna warni.

 (Arbi Anugrah/detikcom) (Arbi Anugrah/detikcom)


Dalam proses pengerjaannya memakan waktu selama satu bulan penuh untuk membersihkan lorong tersebut dari kotoran. Pasalnya sebelum dibuka, lorong tersebut tertutup pekarangan rumah warga dan dipenuhi oleh sampah. Bahkan ada banyak binatang lingsang dan kondisinya sangat kumuh. Tapi sejak dibuka banyak pengunjung yang ngabuburit ditempat tersebut.

"Banyak pengunjung yang datang pada malam hari sejak dibuka tiga hari ini. Sebenarnya jam operasional hanya sampai maghrib. Sejak dibuka sudah ada 400 pengunjung yang masuk ke Lorong Blothong," jelasnya.

BACA JUGA: 7 Objek Wisata di Kota Tua Jakarta yang Bisa Jadi Tempat Ngabuburit

Lorong Blothong selain sebagai wisata, juga dirancang taman bermain. Untuk pintu masuknya berbentuk lokomotif kereta jaman dahulu dan untuk pintu keluarnya dibentuk relief dan taman, sehingga bisa dimanfaatkan oleh warga untuk berselfie.

Selain itu, tujuan dibukanya wisata pada awal bulan puasa ini, pihaknya selain mengenalkan wisata Lorong Blothong peninggalan zaman Belanda. Sekaligus sebagai ajang ngabuburit di sore hari dengan dibukanya stand kuliner atau takjil yang semuanya produk dari Kalibagor.

 (Arbi Anugrah/detikcom) (Arbi Anugrah/detikcom)


"Kegiatan ini dirancang dan digagas oleh masyarakat Desa Kalibagor dan murni tanpa dana desa. Destinasi wisata ini kita rancang bukan Lorong Blothong saja tetapi kita buat beberapa destinasi lain, seperti kolam renang, perahu air untuk selfie, ada taman outbound, semua sudah disetting dan persetujuan dari warga yang punya tanah untuk digunakan sebagai obyek wisata," ujarnya.

Sementara menurut salah satu pengunjung asal Kalibagor, Hanumpi Ananda, mengatakan jika percikan air dari dalam lorong enak didengar. Dirinya mengetahui wisata Lorong Blothong tersebut dari media sosial.

"Seru sih jadinya, informasi tahunya dari sosmed Facebook. Terus ini liburan sama keluarga, Sensasinya gelap, kaya serem gimana, tapi setelah dilewati seru banget, batunya unik dan lampu bagus," jelasnya.



(sym/aff)

Hide Ads