Pesona Songkok Recca Bugis yang Jadi Favorit saat Ramadhan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pesona Songkok Recca Bugis yang Jadi Favorit saat Ramadhan

Moehammad Bakrie - detikTravel
Sabtu, 11 Mei 2019 13:40 WIB
Songkok Recca khas Bugis (Moehammad Bakrie/detikcom)
Maros - Songkok atau peci jadi pakaian lelaki muslim yang paling diburu selama ramadan. Kalau ke Maros, ada Songkok Recca khas Bugis yang bisa jadi oleh-oleh.

Bagi warga Sulawesi Selatan, songkok recca tak hanya sebagai identitas adat, tapi juga sebagai identitas agama Islam yang telah ada di Sulsel sejak abad ke 16. Setiap bulan puasa, songkok ini pun tetap diminati dan masih menjadi favorit warga untuk digunakan saat salat.

Di Masjid Almarkaz Al-Islami Maros, Sulawesi Selatan, hampir setiap kios pakaian muslim menjajakkan songkok recca dengan berbagai jenis ukuran serta model. Meski harganya terbilang lebih mahal dari songkok lainnya, tapi peci ini laris manis terjual saat bulan ramadan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Boleh dibilang songkok recca ini tidak pernah kehilangan pasar. Karena banyak jenis dan model peci yang masuk, tetap tidak bisa membuat songkok recca ini kehilangan pelanggan. Setiap hari itu, ada saja yang beli, makanya semua kios di sini pasti menjual songkok begini," kata seorang penjual, Zainuddin Sannawing, pada detikcom, Kamis (09/05/2019).

Songkok ini banyak dijajakan di Masjid Almarkaz Al-Islami Maros Songkok ini banyak dijajakan di Masjid Almarkaz Al-Islami Maros (Moehammad Bakrie/detikcom)
Saat ini, motif songkok recca yang biasanya hanya hitam putih dan kuning emas sudah mulai termodifikasi. Motif baru itu pun membuat peci itu tidak hanya disukai oleh kalangan orang tua saja, tapi juga anak muda. Apa lagi, songkok recca ini juga kerap dipakai oleh orang terkenal, mulai artis hingga pejabat pemerintahan.

"Memang ada beberapa motif baru. Ini untuk menarik anak-anak muda. Karena kalau yang model lama itu, biasanya dipakai sama orang tua. Dengan banyak pilihan begini, makin banyak yang suka dan banyak yang beli juga, terutama anak muda," lanjutnya.

Songkok yang aslinya berasal dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ini, terbuat dari serat pelepah daun lontar dengan cara dipukul-pukul yang dalam bahasa Bugis artinya direcca-recca.

Harganya sedikit mahal, tapi tetap diminati Harganya sedikit mahal, tapi tetap diminati (Moehammad Bakrie/detikcom)
Proses pembuatannya pun masih dilakukan dengan cara manual hingga sekarang. Tak hanya dalam negeri, songkok ini juga sudah merambah pasar internasional.

"Kami di sini dipasok langsung dari Bone. Kalau yang kita jual ini masih kualitas sedang. Harganya memang bervariasi, tergantung kualitasnya saja. Di sini harga paling murah Rp 70 ribu paling mahal Rp 130 ribuan. Ada harganya yang sampai jutaan," sebutnya.

Jika di hari-hari biasa, pedagang mengaku hanya bisa menjual songkok recca itu 2 sampai 3 helai, selama ramadhan ini mereka mampu menjual songkok itu hingga 20 helai dalam sehari. Kalau untuk semua jenis peci malah bisa sampai 100 helai. Apa lagi, songkok recca ini juga sangat trend di kalangan anak milenial.

Permintaannya meningkat di bulan Ramadhan Permintaannya meningkat di bulan Ramadhan (Moehammad Bakrie/detikcom)
"Harganya memang agak lebih mahal dari peci bisanya, tapi ini sangat etniklah. Banyak yang mau tampil beda kan, nah pake peci ini dijamin akan beda. Karena kan ini dibuat bukan pabrik, jadi semuanya tidak sama. Pokoknya kerenlah," kata seorang pembeli, Darwis.

Menurut sejarah, songkok ini muncul di masa terjadinya perang antara Bone dengan Tator tahun 1683. Pasukan Bone pada waktu itu menggunakan songkok recca sebagai tanda untuk membedakan dengan pasukan Tator.

Pada zaman pemerintahan Andi Mappanyukki, songkok recca dibuat dengan pinggiran emas yang menunjukkan strata si pemakainya. (rdy/rdy)

Hide Ads