Lawang Sewu terletak di bundaran Tugu Muda yang dulu disebut Wilhelminaplein. Gedung yang sudah ada pada tahun 1907 ini dahulunya merupakan kantor Nederlandsch-Indische Spoorweg (NIS).
Masyarakat memberi nama Lawang Sewu karena memiliki banyak pintu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga terlihat seperti pintu (lawang). Sewu dalam bahasa Jawa artinya seribu, meski pada kenyataannya tidak mencapai seribu pintu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Digunakan untuk Pertempuran 5 Hari
Setelah kemerdekaan gedung ini digunakan untuk kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang disebut PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Selang beberapa bulan, pertempuran terjadi antara masyarakat Indonesia melawan tentara Jepang. Gedung ini diperebutkan untuk dikuasai kembali oleh Jepang.
2. Ada Penjara
Pada masa penjajahan Jepang, Lawang Sewu beralih fungsi menjadi penjara. Terdapat dua jenis penjara, yaitu penjara jongkok dan berdiri. Tahanan pribumi dan Belanda dijebloskan ke kedua penjara tersebut tanpa pilih-pilih.
Penjara jongkok tingginya hanya 0,5 meter dan berukuran seperti bak, sehingga membuat tahanan dipaksa jongkok karena bagian atas tertutup teralis besi dan air diisikan ke dalam bak hingga sebatas leher.
Sedangkan penjara berdiri berukuran 1x1 meter yang diisi sekitar 7 sampai 8 orang yang berhimpitan.
Semua ini menyiksa tahanan hingga meninggal dan kemudian mayatnya dibuang ke sungai yang terdapat di belakang Lawang Sewu. Masyarakat juga sering mencium bau-bau aneh dari ruang penjara termasuk bau anyir darah.
3. Lorong Bawah Tanah
Lorong bawah tanah ini dijadikan lokasi program televisi Uji Nyali. Lorong ini dulunya berfungsi sebagai tempat saluran air saat penjajahan Belanda. Lorong ini konon katanya juga digunakan untuk penghubung dengan beberapa bangunan tua peninggalan masa kolonial. Sementara itu tinggi lorong bawah tanah ini kurang dari dua meter.
Baca juga: Melihat Proses Pemugaran Lawang Sewu |
4. Sumur Bawah Tanah
Pada halaman utama gedung, terdapat sebuah sumur tua yang sudah lama tidak dibuka. Masyarakat sekitar sering mendengar suara teriakan minta tolong yang sering muncul pada malam hari. Sumur ini disebut-sebut dipakai oleh tentara Jepang untuk menyiksa tentara Belanda.
5. Ruang Utama Sering Terlihat Makhluk Halus
Saat ingin memasuki Lawang Sewu, kita akan melewati gerbang besar terlebih dahulu. Ketika melintasi pintu gerbang, banyak orang-orang yang sering melihat penampakan makhluk halus.
Pada bagian jendela sering terlihat penampakan tangan hitam yang menutupi bagian jendela. Bagian sudut-sudut langit utama pada malam hari terlihat seperti orang yang suka menyenter ke arah atas.
Begitu banyak cerita Lawang Sewu yang membuat orang-orang menjadi penasaran untuk mengunjunginya. Pengunjung yang ini datang ke Lawang Sewu buka dari jam 7 pagi hingga pukul 9 malam.
(nwy/fay)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit