Belum Banyak yang Tahu, Ini Simbol Toleransi & Perdamaian di Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belum Banyak yang Tahu, Ini Simbol Toleransi & Perdamaian di Papua

Afif Farhan - detikTravel
Jumat, 06 Sep 2019 13:30 WIB
Masyarakat Fakfak yang punya filosofi satu tungku tiga batu (Istimewa/Hari Suroto)
Fakfak - Fakfak di Papua Barat menyimpan suatu simbol toleransi dan perdamaian. Namanya satu tungku tiga batu.

"Dalam budayanya, masyarakat Fakfak sangat toleran. Itu tercermin dari filosofi satu tungku tiga batu," kata Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto membuka percakapan dengan detikcom, Jumat (6/9/2019).

BACA JUGA: Tahukah Kamu Arti Nama Papua?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari menjelaskan, posisi masing-masing batu teratur, untuk menopang sebuah periuk tanah liat. Sehingga jika salah satu batu berubah posisi atau hilang maka tidak bisa digunakan untuk memasak.

"Arti filosofi ini adalah masyarakat Fakfak sangat toleran terhadap perbedaan. Dalam satu keluarga besar, biasanya anggota keluarga berbeda agama, tetapi mereka tidak pernah konflik. Sejak zaman dahulu, masyarakat Fakfak terbuka dengan masyarakat baru yang datang dari luar," paparnya.

Satu tungku tiga batu yang dijadikan monumen di FakfakSatu tungku tiga batu yang dijadikan monumen di Fakfak (Istimewa/Hari Suroto)


Buktinya, pada abad ke-17 pedagang Muslim dari Bugis, Makassar, Ternate, Tidore sudah datang di Fakfak, mereka berdagang serta berdakwah. Bahkan pada abad ke-18, pedagang Tionghoa dan pedagang Arab juga datang ke wilayah ini.

"Masyarakat Fakfak sangat menghormati dan menghargai orang lain. Berbagai persoalan akan diselesaikan secara adat melalui mekanisme musyawarah adat," kata Hari.


Masjid Patimburak di Kampung Patimburak, Distrik Kokas, juga mencerminkan filosofi satu tungku tiga batu. Masjid ini dibangun pada tahun 1800-an secara gotong royong antara keluarga Muslim dibantu oleh keluarga Katolik dan keluarga Kristen Protestan.

Masyarakat Fakfak hidup dalam keharmonisanMasyarakat Fakfak hidup dalam keharmonisan (Istimewa/Hari Suroto)


Menurut Hari, filosofi satu tungku tiga batu merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat Fakfak. Filosofi ini perlu digali kembali dan kalau perlu diajarkan di sekolah-sekolah.

"Filosofi Satu Tungku Tiga batu dapat digunakan sebagai bentuk pendidikan literasi digital guna menangkal berkembangnya hoaks," tutupnya.




(aff/aff)

Hide Ads