Kamis, 19 Sep 2019 12:30 WIB
DOMESTIC DESTINATIONS
Sejarah Masjid Al Ukhuwah: Dulu Disebut 'Gedung Setan' Freemason
Dony Indra Ramadhan, Reta Amaliyah Shafitri
detikTravel

Bandung - Sebuah masjid yang berada di Bandung menyimpan cerita tersendiri yang menarik untuk diulas. Konon dahulu kala bangunan masjid itu pernah dijadikan Loji, gedung perkumpulan komunitas Freemason, sampai-sampai dijuluki 'Gedung Setan'.
Masjid tersebut bernama Al Ukhuwah. Letaknya di pusat kota kembang di Jalan Wastukencana, secara spesifik berlokasi persis di seberang Balai Kota Bandung.
![]() |
Sebelum Loji itu didirikan, kelompok Freemasonry lebih dulu hadir. Kala itu kelompok tersebut tak memiliki gedung permanen di Bandung. Alhasil, saat itu, mereka meminjam sebagian bangunan Kweekschool yang kini merupakan Markas Polrestabes Bandung di Jalan Jawa.
"Pada tahun 1895 diadakan rapat di Kweekschool yang intinya mereka membutuhkan gedung sendiri. Nah di tahun 1897, mereka mendapatkan lahan di sebelah utaranya Balai Kota. Selama menunggu proses pembangunan, mereka masih di Kweekschool itu," ucap Ariono Wahyu, anggota komunitas Aleut yang bergerak di bidang penelusuran sejarah Bandung, saat ditemui detikcom di markasnya, Jalan Pasirjaya, Kota Bandung, Rabu (18/9/2019).
Pada bulan Januari 1901 mulailah proses pembangunan Loji St. Jan. Proses pembangunan yang proyeknya dipimpin Van Haastert ini tak memakan waktu lama karena sudah rampung pada 20 Juli 1901. Ada 7 orang pengurus awal Loji St. Jan saat itu. Mereka adalah F.J.H. Soesman Ged, Jhr. L.W van Suchtelen Voorz, G. Vergusson Secr, S.J. Fischer Thes, W.F Modderman, C.S Gomm, dan J.F.A.M Koning.
Gedung itu pun sempat direnovasi agar lebih besar. Hal itu tidak lepas dari bertambahnya keanggotaan Freemason Bandung. Pada eranya, perkumpulan ini bisa berbaur dengan masyarakat setempat.
Kegiatannya lebih cenderung kepada aktivitas sosial dan pendidikan. Bahkan, Loji St. Jan memiliki ruang perpustakaan dengan koleksi buku terlengkap di Bandung. Konon, dari perpustakaan inilah Presiden RI pertama Soekarno mendapatkan buku-buku yang dijadikan referensi dalam pembuatan pleidoi 'Indonesia Menggugat' selama ditahan di Banceuy.
"Perkumpulan ini lebih banyak terlibat di kegiatan yang sifatnya sosial seperti bidang pendidikan. Mereka juga membuat taman kanak-kanak Frobelschool yang gedungnya dekat Loji, kalau sekarang ada di seberang Museum Bandung di Balai Kota," ucap Ariono.
(Halaman selanjutnya: Kenapa Sempat Disebut 'Gedung Setan'?)
(rdy/krs)