Tak dimungkiri, Gelora Bung Karno menjadi simbol dan ikon tempat olahraga di Indonesia. Rumah bagi Asian Games pada tahun 2018 itu tak ingin dikenang sebagai tempat olahraga saja.
Hal ini diungkapkan oleh Winarto, Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks GBK kepada detikcom, Jumat (27/9/2019). Selain tempat olahraga, GBK juga punya beragam event.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"GBK memang awalnya dibangun sebagai sarana olahraga. Kemudian setelah tahun 1970 berubah menjadi kawasan multifungsi. Ini bertujuan supaya kawasan GBK tetap hidup dan tidak ditinggalkan setelah event olahraga. Kita harus vberkaca kepada ngara-negara lain," ungkap Winarto.
Winarto berkaca kepada negara-negara lain yang stadionnya terbengkalai setelah event besar seperti olimpiade, atau pekan olahraga besar. Dan dia tidak ingin GBK bernasib sama, terbengkalai dan ditinggal begitu saja setelah event besar.
"Banyak stadion besar yang terbengkalai begitu saja karena tidak adanya putaran ekonomi di dalamnya. Kita GBK tidak ingin hal tersebut terjadi. Maka dari itu GBK terbuka untuk menyambut acara yang dil uar bidang olahraga," tambahnya.
Sejak dahulu, GBK telah menggeliat tidak hanya untuk event olahraga saja. Beragam acara seni, sosial budaya, politik dan religi pernah mengisi kawasan Gelora Bung Karno.
Baca juga: Sejuknya Jakarta di Hutan Kota GBK |
"Tak hanya untuk olahraga, GBK juga pernah menjadi rumah untuk konser-konser rock dahulunya. Contoh dekat waktu kampanye dulu, siapapun bisa memakai GBK untuk urusan selain olahraga," tuturnya.
Selain terbuka untuk beragam event, GBK juga punya kawasan kuliner untuk pengunjungnya. Jadi orang datang ke GBK tak hanya sekedar olahraga saja.
"Kita juga punya beberapa titik yang berisi gerobak-gerobak makanan yang tergabung dalam bina kuliner. Ada juga coffe shop dekat Stadion Utama. Selain itu kita juga punya Halal Park, yang menjual kuliner dan pakaian Muslim," ujar Winarto.
Gelora Bung Karno juga punya kawasan hijau bernama Hutan Kota. Saat ini kawasan ini sedang bersolek alias direnovasi guna menyediakan destinasi kuliner nusantara.
"Hutan Kota saat ini sedang direnovasi sebagai salah satu destinasi warga Jakarta. Kita bekerjasama dengan Plataran menampilkan kuliner nusantara. Nantinya juga ada cultural perfomance untuk pengunjung,"
"Selain Plataran, nanti juga ada Sate Senayan yang masih dalam perencanaan. Tidak tertutup kemungkinan juga akan ada kuliner khas nusantara seperti kuliner Minang, Batak, dan lainnya di kawasan GBK nanti," tutupnya.
Bagi pengunjung yang ingin lari di kawasan GBK, juga terdapat loker yang bisa digunakan untuk menyimpan bawaan. Serta ada perencanaan juga disediakan tempat mandi.
![]() |
"Tersedia banyak loker yang bisa digunakan di Stadion Utama. Serta di kawasan Food and Beverage juga ada loker. Nanti kita juga akan menyediakan tempat mandi dan toko olahraga. Jadi yang butuh barang olahraga bisa datang ke GBK," jelas Winarto.
Adapun kemudahan lain yang bisa dirasakan pengunjung yang ke GBK adalah kemudahan parkir. GBK sedang menerapkan sistem cash less and man less.
"Kita juga sudah membenahi parkiran. Sekarang bisa membayarnya dengan e-money dan bisa juga top up di dekat Istora. Kita juga sudah menerapkan cash less man less, tidak ada orang lagi di parkiran. Ini bisa dilihat di kawasan Masjid Al Bina," lanjutnya.
"Kita juga sedang menyiapkan reserve parking. Kan sering sekali ada event besar di kawasan GBK, nah untuk memudahkan pengunjung memperoleh tempat parkir bisa memesannya lebih dahulu. Tentu biayanya sedikit mahal daripada parkir biasa," tutup Winarto.
(sym/krs)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol