Di Kelurahan Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi terdapat sebuah situs yang disakralkan oleh masyarakat Kampung Adat Cireundeu. Namanya Puncak Salam.
Baca juga: Cakep! Air Terjun Niagara ala Bandung |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, seiring berjalannya waktu, tempat ini mulai ramai dikunjungi oleh masyarakat umum. Traveler pun diperbolehkan masuk ke Hutan Larangan, dengan syarat melepas alas kaki baik sandal maupun sepatu.
![]() |
Hal itu dilakukan, karena masyarakat adat Cireundeu percaya bahwa manusia dan alam merupakan suatu kesatuan, sehingga tak ada penghalang.
Melepas alas kaki menggambarkan kepercayaan bahwa 'Gusti anu ngasih' (Tuhan yang mengasihi), 'alam anu ngasah' (alam yang mendidik) dan 'manusa nu ngasuh' (manusia yang menjaga).
Tempat ini biasanya digunakan warga adat untuk melakukan berbagai ritual kebudayaan. Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pun biasa dilakukan di puncak yang berada di ketinggian 900 mdpl ini.
Untuk mencapai Puncak Salam, traveler akan melewati dua hutan adat terlebih dahulu. Dimulai dari 'Leuweung Baladahan', 'Leuweung Tutupan', lalu 'Leuweung Larangan'.
'Leweung Baladahan', merupakan lahan untuk bercocok tanam, khususnya singkong yang menjadi panganan utama bagi masyarakat adat Cireundeu. Masyarakat adat mengolah singkong tersebut menjadi rasi.
![]() |
Kemudian, 'Leuweung Tutupan', tempat ini harus dijaga kelestariannya. Pohonnya boleh ditebang, tapi harus ditanami kembali. Saat detikcom melewati hutan ini hampir sebagian besar tanaman merupakan jenis bambu.
Perbedaan kontras antara Leuweung Tutupan dengan Hutan Larangan adalah kehadiran pohon pinus. Di sana terdapat bale yang bisa digunakan traveler untuk menghela nafas sejenak. Pasalnya, trek menuju Puncak Salam cukup terjal.
Begitu tiba di puncak, traveler akan disuguhkan dengan panorama tiga daerah, yakni Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. Datanglah pagi hari, karena area puncak tak terpayungi pepohonan.
Sebaiknya, traveler juga menyiapkan perbekalan air yang memadai, karena di area puncak tak ada sumber air. "Trek untuk hikingnya lumayan pendek, tapi menguras tenaga," kata Aziz, wisatawan asal Bandung.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol