Pesona Gua Batu Hapu: Dari Malin Kundang sampai Indiana Jones

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pesona Gua Batu Hapu: Dari Malin Kundang sampai Indiana Jones

Muhammad Risanta - detikTravel
Selasa, 26 Nov 2019 22:20 WIB
Pesona Gua Batu Hapu: Dari Malin Kundang sampai Indiana Jones
Gua Batu Hapu. (Foto: Muhammad Risanta/detikcom)
Tapin - Salah satu pesona alam yang dimiliki Kalimantan Selatan adalah gua alami di Desa Batu Hapu, Kecamatan Hatungun, Tapin, Kalimantan Selatan. Di baliknya ada pula legenda yang mirip kisah Malin Kundang di Sumatera Barat.

Gua Batu Hapu menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang suka berpetualan dalam mencari spot-spot indah. Salah satunya adalah karena stalaktit dan stalagmit yang ada di dalamnya.

Selain itu, asal-usul Gua Batu Hapu juga menjadi daya tarik lainnya. Diselubungi misteri dan mitos, ada legenda anak durhaka yang melekat pada tempat wisata alam ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Konon, Gua Batu Hapu terbentuk dari pecahan kapal milik seorang anak bernama Angui yang durhaka kepada ibu kandngnya, Nini Kudampa, sampai-sampai dikutuk jadi batu.

Dikisahkan, pada zaman dahulu kala Angui hidup dalam kemiskinan bersama ibunya. Tapi Angui, yang juga punya paras tampan, lantas berhasil jadi kaya-raya di perantauan.

Nah, pada satu waktu Angui kembali ke kampung halaman. Di sana ia tak mau mengakui ibu kandungnya, sampai-sampai Nini Kudampa yang geram pun melontarkan kutukan.

Konon katanya, topan besar lantas datang untuk menghempaskan kapal Angui. Segenap isinya pun terdampar di antara Tambarangan dan Lawahan. Pecahan kapal dan seisinya itulah yang sekarang disebut menjadi Gua Batu Hapu.

(Halaman selanjutnya: Seperti jadi penjelajah di Tomb Raider dan Indiana Jones)

Gua Batu Hapu seperti di Tomb Raider dan Indiana Jones

Gua Batu Hapu. (Foto: Muhammad Risanta/detikcom)
Traveler yang hendak menuju Gua Batu Hapu bisa menempuh jarak 43 km dari Kota Rantau dan 154 km dari Kota Banjarmasin. Saat ini tempat itu merupakan destinasi wisata yang sayang dilewatkan ketika berkunjung ke Bumi Pangeran Antasari, Kalimantan Selatan.

Keindahan Gua Batu Hapu sendiri sangat menarik untuk ditelusuri. Berada di tengah-tengah pegunungan menjadikan suasana di sekitar gua terasa sejuk dan teduh. Padahal untuk mencapai gua ini butuh perjuangan tersendiri. Untuk tiba di lokasi utama gua, yang berada di tengah-tengah bukit, traveler mesti berjalan kaki menaiki puluhan anak tangga.

Memasuki gua ini, pengunjung seperti dibawa ke peradaban masa lampau. Bebatuan runcing langsung menyambut di mulut gua, menciptakan sebuah suasana yang berbeda dari yang lain. Sedikit menyeramkan karena gelap, tapi ketika sinar matahari menyeruak masuk ke dalam gua, pengunjung bakal takjub dengan hiasan stalagmit dan stalaktit di dalamnya.

Itulah salah satu pikat Gua Batu Hapu. Salah satu yang kepincut adalah delegasi wisata Eropa, yang baru-baru ini datang untuk berburu foto ekslusif di sana. Pujian dan apresiasi pun dilontarkan.

"Saya langsung disambut dengan udara yang sangat sejuk sekali karena berada di daerah pegunungan. It's wonderful. Keindahan perut bumi ini akan membawa membawa kita layaknya seorang penjelajah di Tomb Raider atau bahkan Indiana Jones," ungkap Danis, salah satu anggota delegasi wisata Eropa asal Rusia.

"Batu Hapu harus tetap dijaga keindahannya, sebab ini termasuk keindahan perut bumi ini betul betul asli dan bagus juga untuk bahan penelitian ahli geologi," imbuhnya.

Danis sendiri mengungkapkan kekagumannya terhadap salah satu wisata lama yang masih menyimpan pesona alam penuh petualangan. Goa Batu Hapu merupakan sebuah goa karst yang luas dengan mulut goa yang besar.

Ada pula wisatawan Belanda Andrew dan Sharon Reyes, yang mengaku takjub melihat dari dekat susunan batu kapur alami berbentuk kerucut yang berdiri tegak di lantai gua (stalakmit) dan batangan kapur yang terdapat pada langit-langit goa dengan ujung meruncing ke bawah (stalaktit). Dari langit-langit gua yang berlubang, cahaya matahari menembus masuk dan jadi spot foto menarik.

"Batu Hapu menawarkan sesuatu banget. Kami serasa seperti masuk ke dalam ruangan megah zaman purba. Wisata seperti ini harus dikelola dengan baik dan memberdayakan masyarakat. Ini akan kami infokan ke Eropa bahwa ternyata Kalimantan Selatan itu masih menyimpan keindahan lewat wisata petualangan selain Pasar Terapung dan Loksado," terang Sharon Reyes, salah satu owner tv swasta Belanda, yang ikut petualangan menjelajah ke Gua Batu Hapu.

Satu hal yang bikin miris di Gua Batu Hapu adalah masih adanya sejumlah aksi vandalisme terhadap beberapa batu dan fasilitas lain di sekitar lokasi. Selain itu, sejak di Kota Binuang, Tapin papan arah penunjuk jalan menuju lokasi ini juga tidak terlihat sehingga bisa bikin kebingungan wisatawan yang baru pertama kali menuju objek wisata tersebut.

"Memang tanda arah yang kami pasang di sejumlah titik banyak hilang. Karena keterbatasan dana, kami belum bisa membuat tanda arah yang baik. Kami beberapa kali meminta bantuan ke Dinas Pariwisata Tapin, namun belum terealisasi. Makanya perlahan nantinya kami benahi," ucap Subianto, pengelola Objek Wisata Gua Batu Hapu.

Halaman 2 dari 2
Traveler yang hendak menuju Gua Batu Hapu bisa menempuh jarak 43 km dari Kota Rantau dan 154 km dari Kota Banjarmasin. Saat ini tempat itu merupakan destinasi wisata yang sayang dilewatkan ketika berkunjung ke Bumi Pangeran Antasari, Kalimantan Selatan.

Keindahan Gua Batu Hapu sendiri sangat menarik untuk ditelusuri. Berada di tengah-tengah pegunungan menjadikan suasana di sekitar gua terasa sejuk dan teduh. Padahal untuk mencapai gua ini butuh perjuangan tersendiri. Untuk tiba di lokasi utama gua, yang berada di tengah-tengah bukit, traveler mesti berjalan kaki menaiki puluhan anak tangga.

Memasuki gua ini, pengunjung seperti dibawa ke peradaban masa lampau. Bebatuan runcing langsung menyambut di mulut gua, menciptakan sebuah suasana yang berbeda dari yang lain. Sedikit menyeramkan karena gelap, tapi ketika sinar matahari menyeruak masuk ke dalam gua, pengunjung bakal takjub dengan hiasan stalagmit dan stalaktit di dalamnya.

Itulah salah satu pikat Gua Batu Hapu. Salah satu yang kepincut adalah delegasi wisata Eropa, yang baru-baru ini datang untuk berburu foto ekslusif di sana. Pujian dan apresiasi pun dilontarkan.

"Saya langsung disambut dengan udara yang sangat sejuk sekali karena berada di daerah pegunungan. It's wonderful. Keindahan perut bumi ini akan membawa membawa kita layaknya seorang penjelajah di Tomb Raider atau bahkan Indiana Jones," ungkap Danis, salah satu anggota delegasi wisata Eropa asal Rusia.

"Batu Hapu harus tetap dijaga keindahannya, sebab ini termasuk keindahan perut bumi ini betul betul asli dan bagus juga untuk bahan penelitian ahli geologi," imbuhnya.

Danis sendiri mengungkapkan kekagumannya terhadap salah satu wisata lama yang masih menyimpan pesona alam penuh petualangan. Goa Batu Hapu merupakan sebuah goa karst yang luas dengan mulut goa yang besar.

Ada pula wisatawan Belanda Andrew dan Sharon Reyes, yang mengaku takjub melihat dari dekat susunan batu kapur alami berbentuk kerucut yang berdiri tegak di lantai gua (stalakmit) dan batangan kapur yang terdapat pada langit-langit goa dengan ujung meruncing ke bawah (stalaktit). Dari langit-langit gua yang berlubang, cahaya matahari menembus masuk dan jadi spot foto menarik.

"Batu Hapu menawarkan sesuatu banget. Kami serasa seperti masuk ke dalam ruangan megah zaman purba. Wisata seperti ini harus dikelola dengan baik dan memberdayakan masyarakat. Ini akan kami infokan ke Eropa bahwa ternyata Kalimantan Selatan itu masih menyimpan keindahan lewat wisata petualangan selain Pasar Terapung dan Loksado," terang Sharon Reyes, salah satu owner tv swasta Belanda, yang ikut petualangan menjelajah ke Gua Batu Hapu.

Satu hal yang bikin miris di Gua Batu Hapu adalah masih adanya sejumlah aksi vandalisme terhadap beberapa batu dan fasilitas lain di sekitar lokasi. Selain itu, sejak di Kota Binuang, Tapin papan arah penunjuk jalan menuju lokasi ini juga tidak terlihat sehingga bisa bikin kebingungan wisatawan yang baru pertama kali menuju objek wisata tersebut.

"Memang tanda arah yang kami pasang di sejumlah titik banyak hilang. Karena keterbatasan dana, kami belum bisa membuat tanda arah yang baik. Kami beberapa kali meminta bantuan ke Dinas Pariwisata Tapin, namun belum terealisasi. Makanya perlahan nantinya kami benahi," ucap Subianto, pengelola Objek Wisata Gua Batu Hapu.

(krs/rdy)

Hide Ads