Lawang Sewu, Bangunan Wisata di Semarang yang Tak Lagi Angker

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lawang Sewu, Bangunan Wisata di Semarang yang Tak Lagi Angker

Lusiana Mustinda - detikTravel
Jumat, 31 Jan 2020 20:45 WIB
lawang sewu
Lawang Sewu, Semarang. Foto: istimewa
Jakarta -

Lawang Sewu sejak dulu terkenal dengan bangunan yang memiliki banyak mitos dan cerita angker. Tapi kini Lawang Sewu menjadi ikon kota Semarang yang semakin diminati sebagai tujuan wisata. Ada apa saja di sana?

Lawang Sewu adalah bangunan yang sebelumnya merupakan Kantor Pusat Kereta Api pada masa penjajahan Belanda. Kini telah disulap oleh KAI menjadi Cagar Budaya yang sering dikunjungi pada wisatawan.

Dikutip dari detikTravel, tahun 2018 pengunjung Lawang Sewu mencapai 1 juta pengunjung. Data ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 yang besarnya 900 ribu pengunjung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski melekat kata mistis, namun kenyataannya bangunan Lawang Sewu ini ditata dengan pecahayaan yang terang meski di malam hari. Sehingga memancarkan keindahan bagi siapa saja yang melewati area Lawang Sewu. Bahkan saat ini Lawang Sewu menjadi pusat keramaian karena sering ada beberapa event seni, pameran, hingga musik.

Berikut tentang Lawang Sewu, Semarang yang dulunya terkenal angker:

ADVERTISEMENT

1. Usianya Seabad


Lawang Sewu dalam bahasa Jawa berarti 'Pintu Seribu'. Gedung ini memang memiliki 1200-an daun pintu. Lawang Sewu selesai dibangun pada tahun 1907 sehingga hingga kini sudah berusia 100 tahun lebih.

Di zaman Belanda, bangunan Lawang Sewu digunakan sebagai kantor NIS (Netherlands Indische Spoorweg Maatschappij), perusahaan yang mengurus jalur kereta. Setelah kemerdekaan, Lawang Sewu berubah menjadi kantor PT Kereta Api Indonesia. Tak hanya itu, bangunan ini juga pernah dijadikan sebagai kantor Badan Prasarana Komando Militer dan Kantor Perhubungan.

Lawang Sewu.Lawang Sewu. Foto: (nfadils/d'Traveler)

2. Ada Penjara


Di masa penjajahan Belanda, Lawang Sewu pernah beralih fungsi menjadi penjara. Ada dua jenis penjara yaitu penjara jongkok dan berdiri. Tahanan pribumi dan Belanda dijebloskan ke kedua penjara tersebut tanpa dipilih.

Penjara jongkok tingginya hanya 0,5 meter dan berukuran seperti bak, sehingga membuat tahanan dipaksa jongkok karena bagian atasnya tertutup teralis besi dan air diisikan ke dalam bak hingga sebatas leher.

Sedangkan penjara berdiri berukuran 1x1 meter yang diisi sekitar 7 sampai 8 orang yang berhimpitan.

Tahanan yang disiksa hingga meninggal dan kemudian mayatnya dibuang ke sungai yang terdapat di belakang Lawang Sewu. Sehingga hal inilah yang membuat Lawang Sewu terkenal dengan cerita-cerita horornya.

Cerita horornya sangat terkenal sampai-sampai dibuat dalam sebuah film horor berjudul "Lawang Sewu" yang sudah dirilis pada tahun 2007.

3. Lokasi


Lawang Sewu berada di Semarang. Tepatnya di Jalan Pemuda, bangunan Lawang Sewu menjadi salah satu ikon Kota Semarang sehingga sering menjadi destinasi wisata.

Lawang Sewu.Lawang Sewu. Foto: Firdan Ardhiyansyah/d'Traveler

4. Spot Foto


Pesona arsitekstur Eropa di zamannya sangat indah. Hal ini menjadi salah satu daya tarik para wisatawan untuk berfoto. Beberapa orang juga ada yang menjadikan Lawang Sewu untuk foto prewedding. Beberapa sudut foto seperti teras utama, kaca mozaik, pintu 1000, jembatan antar gedung, sisi kanan gedung hingga spot jalan belakang.

Lawang Sewu.Lawang Sewu. Foto: (eko_tarnando/d'Traveler)

5. Terdapat Museum


Di lantai 1 di Lawang Sewu ini dibuat semacam museum yang menampilkan koleksi dunia kereta api pada zaman dulu. Mulai dari layar interaktif, aneka foto kuno dan bantalan rel bisa kita temukan hingga kini.

Tuas untuk memindahkan wesel dapat kita temukan hingga saat ini. Wesel sendiri merupakan konstruksi rel kereta api yang bercabang untuk memindahkan jalur lintasan kereta api.

Di bangunan Lawang Sewu juga terdapat replika stasiun ambarawa dan ada sebuah gerbong kereta kuno di bagian halamannya.




(lus/erd)

Hide Ads