Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Selasa, 10 Mar 2020 21:28 WIB

DOMESTIC DESTINATIONS

Sejarah Pulau Penyengat dan Kisah Masjid yang Terbuat dari Telur

Pulau Penyengat 2020
Masjid yang terbuat dari telur (Wahyu Setyo Widodo/detikcom)
Tanjungpinang -

Pulau Penyengat menyimpan peninggalan sejarah yang bisa dikunjungi wisatawan. Ada juga masjid cantik yang terbuat dari putih telur.

Tak jauh dari Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, ada sebuah pulau yang sarat akan sejarah. Pulau ini bernama Pulau Penyengat. Ada cerita tersendiri kenapa pulau ini diberi nama Pulau Penyengat.

Padahal dulunya, pulau ini bernama Pulau Air Tawar, tempat dimana para pelaut biasa mengambil perbekalan air tawar untuk perjalanan mereka. Sampai sekarang, sumur-sumur di Pulau Penyengat airnya masih tawar, meski lokasinya dekat pantai.

"Dulu namanya Pulau Air Tawar karena banyak pelaut yang mengambil air tawar di pulau ini. Konon diberi nama penyengat karena dahulu ada banyak hewan semacam lebah yang suka menyengat, maka dari itu dinamakan Pulau Penyengat," tutur Bobby, pemandu yang menemani detikTravel berkeliling.


Tak perlu menunggu lama, bersama dengan rombongan Hotel Aston Tanjung Pinang, detikTravel pun menyeberang ke Pulau Penyengat. Hanya butuh waktu 15 menit untuk menyeberang ke pulau bersejarah ini. Harga tiket penyeberangannya juga murah, cuma Rp 7.000 saja per orang.



Sejarah Pulau Penyengat


Sepanjang perjalanan, Bobby bercerita mengenai sejarah terbentuknya Kerajaan Riau-Lingga. Kerajaan ini masih erat hubungannya dengan Kerajaan Johor di Malaysia.

"Dulu, Kerajaan Johor mencari daerah baru untuk menyaingi Melaka. Suatu hari, kapal mereka dihantam badai dan akhirnya sembunyi di hulu Sungai Carang. Dilihat daerahnya, ada sumber air, wah cocok nih untuk jadi bandar baru," kisah Bobby.


Sejarah Pulau Penyengat & Kisah Masjid yang Terbuat dari TelurGerbang Selamat Datang di Pulau Penyengat (Wahyu Setyo Widodo/detikcom)


Akhirnya perlahan-lahan, daerah ini mulai ramai oleh perdagangan. Saking ramainya, suasana jadi riuh. Lama-kelamaan, kawasan tersebut pun dinamakan Riau, seperti yang kita kenal sekarang.

Pulau Penyengat merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang. Pulau ini juga merupakan 'Mas Kawin' dari Sultan Mahmud Syah kepada sang istri tercinta, Engku Putri Raja Hamidah di tahun 1803.

Kisah Masjid Terbuat dari Telur

Di Pulau Penyengat, terdapat sebuah masjid dengan kisah yang unik. Masjid ini merupakan Masjid Raya Sultan Riau. Konon katanya, salah satu bahan pembuat masjid ini adalah putih telur.

Dengan warna kuning dan hijau yang dominan, penampakan Masjid Raya Sultan Riau tampak lebih menonjol dibandingkan dengan bangunan lain di sekelilingnya. Warna kuning melambangkan kesejahteraan, sedangkan warna hijau merupakan simbol agama.

Dahulu, masjid ini terbuat dari papan kayu. Namun di tahun 1832, Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman mengumumkan akan membangun masjid tersebut. Masyarakat pun sontak bergotong royong untuk membangun masjid ini.

Sejarah Pulau Penyengat & Kisah Masjid yang Terbuat dari TelurFoto: Wahyu Setyo Widodo/detikcom



Ada yang menyumbang tenaga, ada pula yang menyuplai logistik, termasuk telur ayam yang jumlahnya bisa sampai berkapal-kapal. Karena takut mubazir tidak termakan, akhirnya telur ini dipakai untuk bahan perekat bangunan.

"Masjid ini adalah masjid kubah beton cor pertama di Indonesia. Dulu, banyak pekerja dari India membantu pembangunan masjid. Banyak yang menyumbang telur sampai berkapal-kapal, daripada tidak kemakan, putih telur dibuat sebagai perekat bangunan," kata Bobby.

Bangunan utama masjid berukuran 18 x 20 meter. Kubahnya berjumlah 13 buah yang berbentuk seperti bawang. JIka ditambah dengan jumlah menara, total ada 17 buah menara dan kubah di masjid ini. Angka tersebut melambangkan jumlah rakaat salat selama sehari semalam.

Situs Bersejarah lainnya

Sejarah Pulau Penyengat & Kisah Masjid yang Terbuat dari TelurFoto: Wahyu Setyo Widodo/detikcom



Pulau Penyengat tak hanya punya Masjid Sultan Riau saja, melainkan ada juga situs bersejarah lainnya. Ada juga makam-makam para raja dan pahlawan nasional Raja Ali Haji, serta komplek Istana Kantor dan benteng pertahanan Bukit Kursi.

Butuh waktu seharian untuk menjelajahi Pulau Penyengat. Untuk transportasiya, traveler bisa pakai becak motor yang banyak mangkal di sekitar pelabuhan.

Sedikit tips buat traveler, pakailah baju yang nyaman karena cuaca di pulau ini cukup panas. Tapi jangan sampai mengabaikan kesopanan karena untuk masuk masjid traveler diwajibkan memakai pakaian yang sopan.



Simak Video "Korban Jiwa Longsor Natuna Capai 21 Orang, 34 Lainnya Masih Dicari"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA