Miniatur Radio Amatir Belanda - Bandung atau dikenal Radio Malabar yang berada di Gunung Puntang, Kabupaten Bandung akan dibangun kembali. Radio ini akan menjadi objek wisata yang memiliki nilai sejarah dalam dunia komunikasi di Kabupaten Bandung.
Radio Malabar dibangun pada 1917 dan mulai beroperasi sejak 1923. Bila dihitung dari mulai beroperasinya, 2023 nanti usianya menginjak ke-100 tahun.
"Ini luar biasa, wisata alam dan heritage (warisan sejarah) Bandung-Netherland itu pusatnya di Gunung Puntang," ujar Bupati Bandung, Dadang Naser, usai meninjau jaringan radio di Festival Halo Bandung Netherlands Amateur Radio Fair 2020, Jumat, Gunung Puntang, Kabupaten Bandung (13/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jabar Rayu Wisatawan dengan Diskon Hotel |
Pemda Bandung akan membangun kembali Radio Malabar dalam bentuk miniatur yang tidak jauh berbeda seperti sebelumnya.
"Nanti ini akan dibangun kembali bekerjasama dengan Perhutani, dan Orari (Organisasi Amatir Radio Indonesia)," kata dia.
Ia mengharapkan dengan adanya miniatur Radio Malabar akan menjadi objek wisata baru yang bernilai sejarah.
"Ini kebetulan Orari berjalan di tahun kedua, kerjasama dengan Perhutani, di mana sejarah dan alam ini bisa terjual (potensi wisata)," ujarnya.
Pada masanya, Radio Malabar digunakan Pemerintah Hindia Belanda untuk berkomunikasi langsung dengan radio Belanda. Salah satu yang dibicarakan perihal perkembangan bisnis perkebunan, yaitu perkebunan terbesar adalah perkebunan teh di Ciwidey dan Pangalengan.
"Yang dikomukasikan itu tentang laporan perkembangan produsen teh yang ada di Ciwidey dan Pangalengan," ujar Eri Ridwan Latief, selaku Ketua Orari Lokal Bandung Selatan, Jumat (13/3/2020).
Dari hasil pantauan detikcom, kini terlihat sisa-sisa bangunan Radio Malabar. Radio Malabar dihancurkan tahun 1942 oleh pegawai di radio tersebut. Mereka takut pemancar radio yang mereka miliki akan digunakan Jepang untuk melakukan kampanye.
![]() |
"Orang mengira reruntuhan itu tidak berguna. Kita tidak begitu. Ini akan menjadi potensi wisata baru, bahwa orang tahu di Gunung Puntang lah komunikasi Indonesia Belanda terjadi," pungkasnya.
Perlu diketahui, Pendiri Radio Malabar adalah Dr. Cornelius Johannes de Groot (1883 -1927). Sebagai tanda jasanya namanya disematkan dalam sebuah nama jalan di Kota Bandung, yaitu Grootweg atau sekarang berganti nama menjadi Jalan Siliwangi.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!